search

Advetorial

dprd kaltimananda emira moeisbanjir samarindaPenanganan Banjir Infrastruktur DrainaseKolam RetensiNormalisasi Sungai Anggaran Infrastruktur Edukasi Lingkungan Pemantauan Banjir Teknologi MitigasiPerubahan Iklimkota samarinda Pemerintah Kota Kawasan Rawan Banjir

Ananda Emira Moeis Dorong Penguatan Penanganan Banjir di Samarinda

Penulis: Akmal Fadhil
Minggu, 11 Mei 2025 | 15 views
Ananda Emira Moeis Dorong Penguatan Penanganan Banjir di Samarinda
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis.

Samarinda, Presisi.co – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Emira Moeis, menyoroti persoalan banjir yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Samarinda.

Menurutnya, meski terdapat progres dalam beberapa tahun terakhir, penyelesaian menyeluruh belum tercapai, terutama pada titik-titik rawan genangan yang kerap muncul saat musim hujan.

Ia menyambut baik berbagai inisiatif pemerintah daerah, namun menekankan perlunya dukungan anggaran dan pengawasan yang konsisten dari DPRD.

“Kita menilai bahwa memang permasalahan banjir di Kota Samarinda belum benar-benar selesai. Namun, semakin ke sini, kita melihat bahwa penanganan banjir mulai menunjukkan kemajuan yang cukup berarti,” ujarnya pekan lalu.

Sebagai lembaga legislatif, DPRD Kaltim menurutnya memiliki peran strategis dalam mendukung langkah-langkah teknis, terutama melalui penganggaran untuk proyek-proyek infrastruktur yang berkaitan dengan pengendalian banjir.

Ia menyebut, kolaborasi antara pemerintah kota dan provinsi sangat krusial dalam mempercepat penanganan.

Ananda menjelaskan bahwa DPRD telah mengalokasikan anggaran untuk peningkatan sistem drainase, pembangunan kolam retensi, dan normalisasi sungai yang menjadi jalur utama aliran air.

Program-program ini diharapkan mampu mengurangi volume genangan, terutama di wilayah padat penduduk dan area strategis kota.

“Kami dari DPRD provinsi berkomitmen untuk membantu proses perbaikan drainase dan pengendalian banjir, khususnya di daerah rawan genangan di Samarinda. Karena kami paham ini adalah persoalan yang langsung berdampak ke masyarakat,” kata Ananda.

Selain infrastruktur, ia juga menekankan pentingnya pendekatan nonfisik seperti edukasi masyarakat dan penegakan regulasi lingkungan.

Menurutnya, kebiasaan membuang sampah sembarangan dan alih fungsi lahan turut memperburuk situasi, sehingga perlu penanganan komprehensif, bukan hanya proyek konstruksi.

Ia pun mendorong agar pemerintah mengadopsi sistem pemantauan banjir berbasis teknologi, seperti sensor debit air dan pemetaan digital kawasan rawan genangan.

Hal ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap potensi banjir di masa depan.

“Kita juga ingin melihat inovasi dalam mitigasi banjir, bukan hanya mengandalkan pendekatan konvensional. Kota ini harus bisa membangun sistem yang adaptif terhadap perubahan iklim dan peningkatan curah hujan,” tuturnya. (*)