search

Advetorial

DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis Alumni Luar Negeri Beasiswa Kaltim Tuntas SDM Unggul Kepulangan Mahasiswa Pembangunan Daerah Brain Drain Strategi Kepulangan Database Alumni Ekosistem Profesional Pemerintah Daerah Loyalitas Daerah Aset Daerah Keterikatan Emosional

Ananda Soroti Minimnya Kepulangan Alumni Luar Negeri: “Mereka Aset, Bukan Sekadar Statistik”

Penulis: Akmal Fadhil
Minggu, 25 Mei 2025 | 11 views
Ananda Soroti Minimnya Kepulangan Alumni Luar Negeri: “Mereka Aset, Bukan Sekadar Statistik”
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis.

Samarinda, Presisi.co– Fenomena minimnya kepulangan lulusan luar negeri ke Kalimantan Timur usai menempuh studi mendapat perhatian dari Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis.

Ia menilai, meski menjadi kebanggaan, banyaknya putra-putri daerah yang mengenyam pendidikan di luar negeri belum sepenuhnya berdampak pada pembangunan daerah.

“Tidak sedikit yang memilih tetap tinggal di luar negeri karena alasan penghasilan atau kesempatan karier yang lebih menjanjikan,” kata Ananda, Sabtu 25 Mei 2025.

Menurutnya, kondisi ini menjadi ironi di tengah gencarnya program beasiswa seperti Beasiswa Kaltim Tuntas yang bertujuan membentuk sumber daya manusia unggul untuk membangun daerah.

“Kalau mereka tak kembali, artinya ada yang belum selesai dalam strategi kita,” ujarnya.

Ananda menilai penting bagi pemerintah daerah untuk tidak sekadar memberi beasiswa, tetapi juga menyiapkan strategi kepulangan—mulai dari komunikasi, pembinaan, hingga penyiapan lapangan kerja dan ruang inovasi.

“Pemerintah harus aktif menjaga keterhubungan dengan para penerima beasiswa. Ada nilai moral dan sosial yang perlu ditanamkan sejak awal: bahwa mereka belajar bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk daerah,” tegasnya.

Ia juga menyarankan agar Pemprov Kaltim membangun database terintegrasi lulusan luar negeri, serta menciptakan ekosistem profesional yang kondusif bagi mereka untuk kembali dan berkarya.

“Kalau daerah tidak menyiapkan ruang yang layak untuk menyalurkan kapasitas mereka, tentu mereka akan mencari tempat yang bisa menghargainya,” tambahnya.

Lebih jauh, Ananda menekankan perlunya membangun rasa keterikatan emosional dan kebanggaan terhadap daerah asal. Ia percaya pendekatan humanis—bukan hanya administratif—lebih efektif dalam mendorong semangat kembali dan mengabdi.

“Mereka bukan hanya sekadar alumni beasiswa, tapi aset masa depan Kaltim. Jangan biarkan mereka merasa terputus dari tanah kelahiran,” tutupnya. (*)