Puncak Covid-19 di Samarinda, dr Ismed : Insyaallah Kita Mampu Melewatinya
Penulis: Putri
Sabtu, 25 April 2020 | 10.641 views
Samarinda, Presisi.co - Samarinda memasuki puncak pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda Ismed Kosasih, Sabtu (25/4/2020).
Melalui grup chat aplikasi pesan instan, dr Ismed, sapaannya, mengatakan dari hulu dan hilir Samarinda seluruhnya akan memasuki puncak.
"Tinggal kita siap apa tidak, tentunya di sisi kesehatan," katanya.
Ia melanjutkan, puncak pandemi berdasarkan perhitungan Dinkes Samarinda dalam kurun waktu 2 sampai 4 minggu kedepan. Ismed juga mengatakan kalau pihaknya sudah mengantisipasi.
"Peran di hulu Samarinda yang sudah berkontribusi banyak menahan laju puncak pandemi, sehingga hitungan kami mudah-mudahan tidak meleset," terangnya.
Ia menjelaskan, antisipasi yang dilakukan ketika jumlah pasien yang dideteksi dengan yang diisolasi bisa sesuai dengan kemampuan tenaga kesehatan Dinkes Samarinda, maka pihaknya tidak akan kewalahan.
"Salah satu bentuknya seperti membuka Rumah Sakit (RS) Karantina Covid-19 di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes). RS ini mampu menampung hingga 80 pasien dalam pengawasan (PDP) atau terkonfirmasi Covid-19 yang ringan. Jadi dari awal kami sudah mengantisipasi," jelasnya.
Lebih lanjut, kata dr Ismed, RS Karantina Covid-19 itu juga dibangun agar ketika puncak pandemi di Samarinda terjadi, tenaga medis RSUD AWS dan RS IA Moies memiliki stamina yang cukup untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.
"Sekali lagi ini perhitungan manusia. Saya tidak mau mendahului atau optimisme yang berlebihan, paling tidak dengan kapasitas RS Karantina ini Insha Allah kita mampu melewatinya," lanjutnya.
Ia juga mengklaim bahwa sejauh ini perhitungan Dinkes Samarinda sejauh ini, sesuai dengan kejadian yg terjadi di Kota Tepian.
"Prinsip dasar penanganan Covid-19 itu physical distancing, Work From Home (WFH), perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kayak cuci tangan dan selalu pake masker jika di memang harus melakukan aktivitas di luar rumah. Sehingga kita dapat mendelay selama mungkin transmisi lokal, dan juga mencegah kematian (zero death) di Samarinda," tegasnya.
Ismed menuturkan saat ini pasien Covid-19 yang di rawat di RSUD AWS dan IA Moeis di Samarinda tidak ada yang tergolong berat.
"Tergolong Covid-19 berat seperti yang membutuhkan ventilator, itu tidak ada," pungkasnya.