Ribuan Warga Berebut Sembako di Rumah Gubernur Kaltim Isran Noor
Penulis: Topan
Kamis, 23 April 2020 | 1.552 views
Kaltim, Presisi.co – Ribuan warga terpantau memadati kediaman pribadi Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor yang berada di kawasan Perumahan Karpotek, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda pada Kamis (23/42020) siang.
Kerumunan warga yang hadir di kediaman orang nomor satu di Kaltim ini, diketahui untuk menerima bantuan paket sembako yang Isran bagikan menjelang bulan puasa Ramadhan.
Sayangnya, niat baik pasangan Hadi Mulyadi ini, mengabaikan imbauan physical distancing ditengah angka penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kaltim yang terus melonjak.
Terpantau, petugas yang berjaga selama pembagian 1600 paket sembako itupun nampak kewalahan, lantaran warga yang hadir penuh sesak hingga membuat pagar rumah Isran hampir roboh, akibat warga saling dorong selama mengantre sembako.
Dikatakan Noorbaiti yang tak lain adalah Istri dari Isran Noor, pembagian sembako ini ditujukan bagi warga yang membutuhkan mengingat besok (Jumat) sudah memasuki bulan puasa Ramadhan.
“Jadi paling tidak ada persediaan masyarakat untuh sahur nanti, itu aja intinya,” kata Noorbaiti saat ditemui dikediamannya.
Ia melanjutkan, bagi-bagi sembako seperti yang dilakukan keluarga gubernur ini adalah tradisi yang biasa dijalankan Isran sejak tahun-tahun sebelumnya, utamanya menjelang ibadah puasa Ramadhan.
“Tidak ada maksud lain, ini sudah tradisi mulai jaman-jaman dulu,” lanjutnya lagi.
Selain menarik perhatian publik, lantaran Isran dianggap abai terhadap upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kaltim, tak sedikit pula warga yang kecewa lantaran tak kedapatan paket sembako.
Kekecewan tersebut, diutarakan oleh Fatimah salah seorang warga yang ikut mengantre sembako. Meski mengaku khawatir terhadap corona, namun Dia bersama beberapa warga lainnya tetap mengantre dibawah terik matahari, meski akhirnya tak mendapat jatah pembagian sembako ini.
“Begini kan virus namanya, kenapa disuruh ngumpul disini orang. Ya iyalah (khawatir),” terang Fatimah kecewa.