Terimbas Corona, Begini Nasib Ribuan Tenaga Kerja Pariwisata Kaltim
Penulis: Putri
Minggu, 19 April 2020 | 1.283 views
Samarinda, Presisi.co - Angka wisatawan di Indonesia turun 6.800 orang perhari sejak penyeberan pandemi virus corona. Penurunan tersebut telah berdampak terhadap kelangsungan usaha di sektor bisnis, restoran, dan tentunya pariwisata.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Kalimantan Timur (DPD PUTRI Kaltim) Dian Rosita.
"Kita dari tanggal 18 Maret itu sudah mulai tutup serentak seluruh Kaltim sesuai dengan arahan pemerintah," ungkapnya saat bertemu dengan awak media di Kedai Kopi Mawar, Sabtu (18/4/2020).
Dia mengaku sejak tanggal itu tidak ada sama sekali kegiatan yang bersifat mendatangkan uang atau menjalankan bisnis. Karena hanya kegiatan bersih-bersih saja yang dilakukan.
"Zero activity bagi seluruh taman rekreasi di Kaltim. Samarinda juga serentak sesuai dengan arahan Wali Kota," katanya.
Dia menyampaikan tidak ada pendapatan yang diperoleh. Seluruh karyawan juga ada yang di rumahkan karena memang situasi destinasinya ditutup sehingga tidak boleh ada kegiatan apapun.
"Kita memang beda sama yang lain yang masih bisa kreasi atau bagaimana, tapi tidak dengan destinasi wisata," terangnya.
Diketahui, karyawan dari anggota PUTRI sendiri sekitar 350 orang. Untuk Kaltim itu kurang lebih 1200. Menurut Dian, sapaannya, ada juga karyawan cuti namun tidak berbayar.
"Ya memang ada arahan bahwa karyawan di usahakan untuk tidak ada PHK, kita memang melakukan itu hanya saja ini kan sudah berlangsung selama satu bulan," ujar Dian.
Ketua DPD PUTRI Kaltim tersebut meminta kepastian pada pemerintah bagaimana usaha yang terbaik dari pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas mengurangi penyebaran Covid-19 terutama di Samarinda dan Kaltim. Dia juga menuntut keterbukaan pemerintah kepada pihaknya sebagai salah satu yang terdampak.
"Step-stepnya apa aja terukur terarah, kami meminta itu. Sehingga kami juga bisa tahu apakah kita sudah bisa membuka kembali atau membuka terbatas atau benar-benar harus masih menutup, dan kami ingin juga ada program lain yang ditawarkan pemerintah untuk antisipasi hal-hal buruk lainnya," jelasnya.
Dian mengatakan lagi, secara khusus tidak ada perbedaan antara pihaknya dengan sektor usaha lainnya, semuanya sama dengan sistem pra kerja. Kemudian, kata Dian pihaknya dapat undangan dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim untuk membicarakan tentang persyaratan penerima bantuan sosial sektor pariwisata.
"Yang diundang organisasi-organisasi resmi pariwisata seperti Asita Putri, kemudian juga dari beberapa Dinas Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata itu. Tapi akan dibicarakan hari Senin tentang persyaratannya," ucapnya.
Lebih lanjut, dalam keadaan seperti ini Dian sudah membaca bahwa dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) sendiri memberikan semua keputusan pada pemilik usaha. Seperti, harus ada kesepakatan bersama antara karyawan masing-masing di mana karyawan bisa menerima dan manajemen juga mampu nya bagaimana.
"Tapi ya itu tadi karena kita juga sudah seperti keluarga dalam bekerja, rasa sakit itu sebetulnya sama ya. Kita juga enggak pengen ada kejadian ini, mereka keluarga yang harus kita pikirkan," pungkasnya.