search

Berita

BRIDA Kaltim FitriansyahSuplemen Minyak Ikan HaruanKasus StuntingPemprov Kaltim

BRIDA Kaltim Kembangkan Suplemen Minyak Ikan Haruan untuk Mengurangi Kasus Stunting

Penulis: Akmal Fadhil
46 menit yang lalu | 0 views
BRIDA Kaltim Kembangkan Suplemen Minyak Ikan Haruan untuk Mengurangi Kasus Stunting
Kepala BRIDA Kaltim, Fitriansyah saat diwawancarai. (Presisi.co/Akmal)

Samarinda, Presisi.co - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Timur mengumumkan keberhasilan pengembangan suplemen kesehatan berbahan dasar minyak ikan haruan sebagai inovasi baru dalam upaya menekan angka stunting di daerah tersebut.

Kepala BRIDA Kaltim, Fitriansyah, di Samarinda, Senin, mengatakan produk yang dijuluki pil anti-stunting haruan itu merupakan hasil kolaborasi dengan Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM).

Riset intensif berlangsung hampir tiga tahun dan telah rampung sepenuhnya pada tahun ini.

“Kapsul ini merupakan hasil inovasi peneliti lokal dan dikemas secara praktis untuk mendukung intervensi kesehatan masyarakat,” ujarnya Senin 24 November 2025.

Upaya riset dimulai dari keprihatinan pemerintah atas masih tingginya prevalensi stunting di Kaltim, sehingga dibutuhkan solusi berbasis potensi lokal.

Dari serangkaian kajian, para peneliti menemukan bahwa minyak ikan haruan memiliki kandungan paling unggul dibandingkan minyak ikan patin maupun jenis ikan sungai lainnya, sehingga dinilai efektif untuk mendukung penanganan stunting.

Tim BRIDA dan STIKSAM kemudian merumuskan komposisi campuran minyak haruan dengan bahan pendukung lain hingga diperoleh formulasi yang dianggap paling optimal.

Fitriansyah menyebut uji coba pada hewan menunjukkan tingkat efikasi yang sangat baik.

Hasil penelitian tersebut juga telah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi, menambah legitimasi ilmiah terhadap inovasi ini.

BRIDA saat ini sedang mengurus izin edar produk ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) sekaligus memproses paten sebagai perlindungan kekayaan intelektual.

Meski demikian, pengembangan industri menghadapi kendala karena Kalimantan Timur belum memiliki pabrik obat. Untuk sementara, produksi kapsul dilakukan di Magelang, Jawa Tengah.

“Pemanfaatan ikan haruan ini bukan hanya menawarkan solusi kesehatan, tetapi juga mengangkat potensi unggulan daerah, mengingat populasi haruan sangat melimpah di wilayah hulu sungai,” kata Fitriansyah. (*)

Editor: Redaksi