Rumah Jahit Alda: Wadah Pendidikan Non-Formal untuk Pemuda Kaltim Membangun Usaha Mandiri
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Sabtu, 02 November 2024 | 77 views
Samarinda, Presisi.co - Berawal dari kecintaannya pada dunia fesyen, Ada Al Ali Murrabbaniah atau yang akrab disapa Alda, pemuda berusia 22 tahun asal Loa Ipuh, Kutai Kartanegara, mendirikan Rumah Jahit Alda.
Di tempat ini, Alda memberikan pelatihan menjahit kepada pemuda-pemuda di sekitarnya. Tidak hanya melatih keterampilan, usahanya ini pun menjadi wadah pendidikan non-formal yang menginspirasi dan membuka peluang usaha bagi generasi muda di Kalimantan Timur.
Alda, yang saat ini juga tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) jurusan Pendidikan Islam, dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Kaltim 2024 di bidang pendidikan non-formal. Perjalanan Alda di dunia tekstil dimulai sejak masa sekolah di SMK Negeri 2 Tenggarong, di mana ia mengambil jurusan tekstil. Pengalaman bekerja sebagai penjahit di Mafara selama dua tahun juga memperkuat keterampilannya sebelum akhirnya mendirikan Rumah Jahit Alda pada tahun 2022.
Dalam kurun waktu dua tahun, pelatihan menjahit yang digagas Alda telah menjangkau lebih dari 50 peserta. Setiap tahunnya, jumlah peserta magang di Rumah Jahit Alda terus meningkat: dari empat orang pada tahun 2022, menjadi tujuh orang pada 2023, dan 12 orang pada tahun 2024. Melalui program ini, beberapa lulusan pelatihannya kini berhasil membuka usaha jahit mereka sendiri.
"Apa yang saya lakukan lebih ke pendidikan non-formal, seperti mengajarkan orang menjahit. Jadi, saya mengajak para pemuda di Kukar untuk belajar menjahit dan berwirausaha," ujar Alda.
Menurutnya, keterampilan menjahit yang diajarkan tidak hanya memberi bekal untuk karier, tetapi juga menjadi landasan bagi mereka yang ingin mendirikan usaha mandiri.
Rumah Jahit Alda yang berlokasi di Jalan Triyu 2, Gang Triyu Indah, RT 42, Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, menawarkan berbagai layanan jahit, mulai dari pembuatan baju pengantin, kebaya, hingga kemeja pria dan wanita, serta jas formal dan seragam. Rumah Jahit ini juga menerima pesanan khusus yang mengutamakan kualitas dan detail, seperti payet dan braismade.
Melalui Rumah Jahit Alda, Alda berharap bisa mendorong lebih banyak pemuda untuk mengembangkan keterampilan praktis dan membuka peluang usaha.
“Kepeloporannya ada di situ, ketika pemuda yang saya ajarkan sudah punya usaha sendiri,” tambah Alda.
Ia juga aktif membagikan inspirasi dan kegiatan usahanya melalui akun Instagram @rumahjahitalda, yang turut menjadi sarana promosi dan pemberdayaan bagi usaha kecilnya.
Kisah Alda menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan non-formal bisa memberi kontribusi positif bagi pemuda, khususnya di Kalimantan Timur, dalam mengasah keterampilan dan membangun kemandirian ekonomi. (*)