search

Daerah

SamarindaSungai MahakamFilmHantu BanyuUrban Legend

Film "Hantu Banyu" Angkat Urban Legend Sungai Mahakam ke Layar Lebar

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 03 Juni 2024 | 735 views
Film "Hantu Banyu" Angkat Urban Legend Sungai Mahakam ke Layar Lebar
Poster Film "Hantu Banyu" yang mengangkat urban legend Sungai Mahakam. (Ist)

Samarinda, Presisi.co - Sungai Mahakam, salah satu sungai terbesar di Indonesia yang mengalir dari hulu Kabupaten Kutai Barat hingga hilir di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda, tidak hanya dikenal karena keindahannya tetapi juga cerita mistisnya. Sungai ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya entitas gaib bernama hantu banyu, cerita urban legend yang masih dipercaya masyarakat Kalimantan Timur hingga kini.

Cerita mistis ini diangkat dalam film pendek berjudul "Hantu Banyu," yang mengisahkan kehidupan masyarakat di sebuah desa kecil di pesisir sungai. Film ini berfokus pada Pendi, karakter utama yang dihantui oleh hal-hal aneh saat menjala ikan di sungai. Selain menampilkan kengerian urban legend, film ini juga dibalut dengan kisah romansa anak muda.

Disutradarai oleh Muhammad Al Fayed, film ini diproduksi oleh Mahakama Film, sebuah production house asal Kalimantan Timur yang bergerak di bidang produksi kreatif sejak 2019. "Hantu Banyu" merupakan karya film pendek pertama hasil kolaborasi Mahakama Film dengan Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur. Keduanya sepakat untuk memproduksi film secara komersial guna membangun ekosistem perfilman di Kalimantan Timur.

Dengan melibatkan sekitar 40 kru film dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, "Hantu Banyu" berkomitmen untuk menayangkan film ini di bioskop agar kru dan penonton dapat menikmati film tersebut secara maksimal. Meskipun dikerjakan dengan berbagai keterbatasan, "Hantu Banyu" tampil sebagai karya yang unik dan menjadi catatan penting dalam produk kreatif Kalimantan Timur.

Film ini diharapkan dapat memperkuat industri perfilman di daerah dan memperkenalkan kekayaan budaya serta cerita lokal kepada masyarakat luas. (*)