search

Advetorial

Pemkab Kutim

JIK dan JolNus se-Kaltim, Disdikbud Tampilkan Program Cap Jempol

Penulis: Cika
Rabu, 30 Agustus 2023 | 388 views
JIK dan JolNus se-Kaltim, Disdikbud Tampilkan Program Cap Jempol
Achmad Junaidi (kiri) dari perwakilan Disdikbud Kutim saat berada di JIK dan JolNus di Samarinda.

Samarinda, Presisi.co – Jambore Inovasi Kalimantan (JIK) 2023 dan Jambore Inovasi Nusantara (JolNus), yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim bekerja sama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Convention Hall Samarinda pada 28-30 Agustus 2023 diikuti 15 finalis pelatihan kepemimpinan administrasi dari berbagai kabupaten atau kota, se-Kalimantan.

Mewakili Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ialah peserta finalis Kompetisi Inovasi Pasca Pelatihan Kepemimpinan (Sinopadik) dari Kutai Timur (Kutim) Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Achmad Junaidi. Dengan program inovasi aksi perubahan Cara Pelayanan Jemput Bola (Cap Jempol) Program Pendidikan Non Formal.

Dijelaskan, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Disdikbud Achmad Junaidi, dengan program inovasi aksi perubahan Cap Jempol Program Pendidikan Non Formal, Layanan Cap Jempol ini merupakan cara pelayanan jemput bola warga belajar satuan Pendidikan Non Formal Kesetaraan Paket A,B dan C untuk membantu masyarakat putus sekolah dengan cara didata atau didaftar, melakukan proses kegiatan pembelajaran, ujian pendidikan kesetaraan dan proses sidik jari ijazah di kelompok belajar Pondok Pesantren, Desa dan Kelurahan oleh para Pamong atau Tutor Kesetaraan SPNF SKB secara gratis tanpa dipungut biaya sebagai wujud sinergitas dengan program pemerintah wajib belajar 12 tahun.

“Berdasarkan fakta di lapangan, anak putus sekolah masih menjadi polemik, terlebih bagi orang tua yang menginginkan anaknya untuk fokus ke Pendidikan Agama di Pondok Pesantren, sehingga bagi pondok Pesantren yang tidak mempunyai kurikulum umum mengakibatkan anak usia sekolah tidak mempunyai ijazah formal dan masuk ke dalam kategori anak putus sekolah,”ujar Achmad Junaidi.

Dengan adanya aksi perubahan ini, maka diharapkan mampu menjadi jembatan untuk memperoleh ljazah formal melalui pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C sehingga program pemerintah wajib belajar 12 Tahun dapat terpenuhi. Disisi lain, ia menuturkan jika dalam kegiatan Jambore Inovasi Kalimantan dan Jambore Inovasi Nusantara ini, pihaknya menampilkan berbagai macam capaian tahapan kegiatan program cap jempol, mulai dari tahapan jangka pendek, menengah dan panjang.

“Jadi yang ditampilkan dalam pameran ini adalah seluruh karya kita, selama setahun kita melaksanakan aksi perubahan pelatihan, yang pertama kita menampilkan seluruh rangkaian jemput cap jempol itu sendiri, seperti mulai dari didata, didaftar, ujiannya belajar anak-anak kita hingga penyerahan ijasah. prosesnya itu seluruhnya kita tampilkan dalam bentuk gambar dan vidio,” terangnya. (adv/pemkabkutim)