search

Advetorial

Stunting SamarindaPemkot SamarindaAndi HarunMengenal Stunting

Menyimak Penjelasan Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas Soal Stunting

Penulis: Nelly Agustina
Rabu, 31 Mei 2023 | 930 views
Menyimak Penjelasan Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas Soal Stunting
Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas dr. Rika Ratna (Nelly Agustina/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Stunting adalah kondisi dimana dalam masa perkembangan anak terhambat pada satu fase perkembangan yang mengakibatkan pertumbuhan fisik dan kognitif dan berdampak pada kualitas manusianya.

“Stunting itu berasal dari kata “stun” yang artinya pengerdilan atau terhambatnya kondisi perkembangan anak,” ungkap Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas Rika Ratna Puspita.

Sehingga kata Rika banyak sekali faktor yang mendasari terhambatnya kondisi perkembangan anak, salah satunya kasus yang ditemukan karena adanya penyakit menular seksual yang dimiliki oleh ibu hamil.

“Ada kondisi yang dinamakan kondisi ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan penyakit tersebut mengakibatkan kondisi ibu kekurangan energi dalam kehamilannya,” ungkapnya.

Padahal kata Rika kondisi ibu hamil harus dalam kondisi yang baik, terlebih juga harus memiliki energi yang bagus sehingga dalam penyerapan kalori dan gizinya juga sempurna.

“Hal ini nantinya akan mengakibatkan anak lahir dalam kondisi kurang berat badan dan sangat berpotensi terhambat dalam perkembangannya,” sambungnya.

Terbukti kata Rika bahwa terdapat temuan kasus yang ditemukan Puskesmas Mangkupalas ketika kondisi anak sudah dalam keadaan gizi buruk, sehingga perlu didampingi secara intensif.

“Setelah ditelusuri dan dilakukan pemeriksaan wajib pada ibu hamil, ditemukanlah sang ibu memiliki penyakit menular seksual,”ungkapnya.

Potensi terkena stunting kata Rika memang sangat besar dikarenakan penyakit bawaan, baik dari ibu dan juga keluarga satu tempat tinggalnya, misal pada anak stunting dengan penyakit bawaan TBC.

“pada kasus anak meninggal akibat stunting yang sebelumnya terjadi itu penyebab utamanya karena penyakit bawaan TBC yang ditularkan oleh keluarganya satu tempat tinggal,” sambungnya.

Sayangnya kata Rika saat itu terlambat dibawa ke Puskesmas dan terlambat dalam penanganan, makanya hal tersebut sangat menjadi pelajaran.

“Makanya keluarga harus berperan aktif dalam membawa anak ke posyandu agar semuanya dapat dicegah sedini mungkin, hal ini penting utamanya pemberian imunisasi dasar adalah pemenuhan hak kesehatan anak,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi