search

Daerah

Kekerasan Seksual di Samarinda Kota Tertinggi Kasus Kekerasan Seksual di Kaltimandi harunsamarinda

Kota Samarinda Peringkat 1 Kekerasan Perempuan dan Anak, Begini Respon Andi Harun

Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 10 Desember 2021 | 1.727 views
Kota Samarinda Peringkat 1 Kekerasan Perempuan dan Anak, Begini Respon Andi Harun
Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Jeri Rahmadani/Presisi.co).

Samarinda, Presisi.co - Kota Samarinda menduduki peringkat pertama perihal kasus kekerasan seksual di antara 10 kabupaten/kota lainnya di Kaltim. Tercatat, sebanyak 173 kasus terjadi pada 2021 ini.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim per tanggal 1 Desember 2021, angka tersebut menurun dari 2019 sebanyak 305 kasus, dan pada 2020 sebanyak 286 kasus. Kendati Samarinda masih tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya di Kaltim saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyatakan bakal melakukan penanganan di wilayah hulu masalah. Pemerintah Kota Samarinda disebutnya akan terus berupaya dalam sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Termasuk, ia menilai ada tagline yang perlu ditanamkan kepada masyarakat dalam memahami kekerasan seksual.

"Kami terus melakukan upaya edukasi ke masyarakat bahwa apapun jenis kekerasan, apalagi kekerasan seksual terhadap anak itu. Selain sebagai tindakan pidana, juga sebagai perbuatan yang sangat tercela," tegas Andi saat ditemui awak media, Jumat, 10 Desember 2021.

Masih berdasarkan data dari DKP3A Kaltim, pada 2021 ini terdapat total 190 korban kekerasan seksual di Kota Samarinda. Sebanyak 87 korbannya adalah perempuan dewasa, dan 77 korban lainnya adalah anak perempuan. Diketahui pula 30 persen dari total 394 kasus kekerasan seksual di Kaltim 2021 ini, korban merupakan pelajar tingkat SLTA.

Andi Harun memastikan, pihaknya bakal meningkatkan intensitas pembinaan agar korban kekerasan seksual mau melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya.

"Muaranya itu pelaku bisa dihukum dengan hukuman berat dan efek jera, sehingga angka kasus kekerasan pun bisa terminimalisir," pungkasnya. (*)