IPA Sungai Kapih Diresmikan, Markaca: Semoga Distribusi Air PDAM Makin Lancar
Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 05 November 2021 | 1.533 views
Samarinda, Presisi.co - Langkah Wali Kota Samarinda, Andi Harun untuk segera mengopersikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sungai Kapih diapresiasi anggota Komisi III DPRD Samarinda, Markaca. Politisi Gerindra ini menilai, langkah Andi Harun, termasuk berani.
Pasalnya, proyek yang direncanakan mampur mendistribusikan air bersih 200 liter per detik di kawasan Sungai Kapih dan sekitarnya itu sempat mangkrak. Dan menelan banyak dana dari APBD Samarinda.
"Karena sudah lama terbengkalai. Puluhan miliar uang APBD mangkrak di sini. Atas prakarsa pak wali kota segera di aktifkan. Jadi yang biasanya sering macet-macet, insyaallah setelah IPA ini berfungsi masyarakat akan merasakan distribusi air PDAM yang nyaman. Terutama untuk masyarakat Sungai Kapih," ucap Markaca yang turut menghadiri peresmian IPA tersebut, Kamis, 4 November 2021.
Markaca mengharapkan, dengan diresmikannya IPA Sungai Kapih dapat mengatasi masalah air bersih. Utamanya pada daerah-daerah pinggiran, di mana pipa PDAM sudah terpasang kendati belum ada sambungannya. Seperti misalnya Sambutan, Sungai Dama, hingga Pelita IV.
Meski demikian, Markaca menyatakan tak mengerti pasti berapa anggaran yang telah digelontorkan dalam proyek IPA Sungai Kapih tersebut. Yang pasti, pembangunannya sempat terbengkalai dan bertahun-tahun baru terselesaikan.
Ia pun meminta pihak PDAM atau yang kini bernama Perumdam Tirta Kencana Samarinda, dapat mengambil sikap yang tepat dalam memberikan pelayanan air bersih.
"Semoga PDAM bisa mengambil sikap yang tepat dan cepat. Agar masyarakat merasakan suplai PDAM yang semestinya," harap Markaca.
Ia tak menampik, bahwa saat ini Perumdam Tirta Kencana Samarinda telah berupaya memberikan pelayanan air berish. Ia mengingatkan agar tidak terjadi lagi keluhan air keruh hingga macet oleh masyarakat yang menjadi pelanggan di masing-masing wilayah.
"Tidak sepertinya biasanya, kan biasanya ada bahasa air PDAM kayak kuah rawon. Kalau akhir-akhir sudah berkurang, menjurus ke bagus sudah ini. Yang dulu-dulu kayak kuah rawon, sekarang jangan sampai ada lagi," pungkasnya. (*)