search

Lifestyle

Fenomena Sosial MediaSecond AkunFear of Missing OutFOMODetox DigitalAlgoritma media sosial

Kenapa Banyak Anak Muda 'Jadi Orang Lain' di Sosial Media

Penulis: Redaksi Presisi
6 jam yang lalu | 0 views
Kenapa Banyak Anak Muda 'Jadi Orang Lain' di Sosial Media
Ilustrasi. (Sumber: Internet)

Presisi.co – Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak, "Kok hidup orang di Instagram keren banget, ya?" Nongkrong di coffee shop hits, outfit selalu kece, liburan ke tempat estetik, dan story-nya rame terus. Tapi kalau ketemu langsung, eh ternyata beda jauh.

Fenomena ini makin sering kejadian. Banyak anak muda yang, sadar atau nggak, membangun persona di media sosial—sebuah versi diri yang kadang nggak sepenuhnya nyambung dengan kehidupan nyata. Nggak salah sih, tapi kalau terus-terusan, capek juga kan?

Di era sekarang, tampil "oke" di media sosial udah jadi semacam standar. Feed harus estetik, story harus update, dan kalau bisa sih, masuk FYP TikTok.

Persona Nggak Selalu Buruk, Tapi Bisa Bikin Lelah

Algoritma media sosial makin bikin kita terjebak. Yang tampil kece dan viral, bakal terus nongol di timeline. Nggak heran kalau banyak anak muda yang rela bikin persona supaya eksis dan dianggap nyambung sama circle-nya.

Kadang ada juga yang terjebak ikut skena tertentu cuma biar nggak dibilang ‘nggak asik.’ Misalnya, ikut gig musik indie, ngopi di tempat underground, atau nongkrong di thrift shop, padahal aslinya lebih suka rebahan sambil nonton anime di rumah.

Bangun persona di media sosial itu wajar. Kadang kita pengen nunjukin sisi terbaik kita. Tapi, makin banyak yang akhirnya ngerasa "harus" tampil keren setiap saat.

Banyak anak muda jadi gampang cemas, takut ketinggalan (FOMO), dan overthinking karena ngebandingin hidupnya sama orang lain. Bahkan ada yang sampai burnout—capek banget ngejar validasi dari likes dan followers.

Kadang sampai ngerasa, "Ini gue yang asli, atau cuma persona buat di Instagram?"

FOMO: Kenapa Kita Takut Ketinggalan dan Cara Menghadapinya

FOMO alias Fear of Missing Out jadi penyakit anak muda di era medsos. Kita takut ketinggalan tren, takut nggak tau lagu yang lagi rame, takut nggak ikut nongkrong yang lagi hits.

Apa-apa sekarang gampang viral. Mulai dari konser, thrift shop, sampai makanan unik. Tapi di balik itu semua, ada tekanan: takut nggak update, takut nggak eksis.

FOMO sering bikin kita ngerasa harus ikut semua tren. Harus datang ke semua event, harus posting semua momen, padahal kadang kita sendiri udah capek.

Sadar Kalau Medsos Cuma Highlight: Yang kamu lihat itu potongan terbaik, bukan hidup utuh orang lain.

Pilih Tren yang Kamu Suka: Nggak semua tren harus kamu ikutin. Ikutin yang bikin kamu happy aja.

Jeda Digital: Coba slow scrolling atau log out sebentar. Ganti scrolling dengan aktivitas yang bikin pikiran adem.

Validasi Diri Sendiri: Nggak harus selalu dapet likes biar kamu ngerasa keren. Kamu udah cukup, kok.

FOMO itu wajar, tapi jangan sampai kamu hidup buat ngejar ekspektasi orang lain. Kadang, justru yang nggak kamu ikutin itu yang bikin kamu damai.

Digital Detox: Tips Realistis Biar Nggak Kecanduan Medsos

Kalau kamu udah ngerasa capek, digital detox bisa jadi solusi. Nggak perlu langsung total putus dari medsos, kamu bisa mulai dari langkah kecil.

Tips Digital Detox yang Simpel:

1. Atur Waktu Scrolling: Pasang timer, misalnya maksimal 1-2 jam per hari.
2. Matiin Notifikasi: Biar nggak gampang kebawa buka aplikasi.
3. Bikin Zona Bebas HP: Misalnya pas makan, nongkrong, atau sebelum tidur.
4. Cari Pengganti Scrolling: Baca buku, dengerin musik, atau jalan santai.
5. Berani Log Out: Minimal sehari aja dulu. Lama-lama kamu bakal nyaman.


Digital detox itu nggak harus sempurna. Yang penting kamu mulai dan kamu ngerasa hidupmu lebih seimbang.

BeReal dan Akun Second: Ruang Aman Buat Jadi Diri Sendiri

Sekarang makin banyak anak muda yang cari ruang lebih jujur di media sosial. Dua tren yang lagi rame: BeReal dan akun second.

BeReal ngajak kamu posting apa adanya, real time, tanpa filter. Dapat notifikasi, langsung foto, nggak ada waktu buat ngatur angle. Akun second (Finstagram) juga jadi ruang curhat, update random, dan posting hal-hal yang nggak harus estetik.

Kenapa Ini Jadi Tren?

1. Cari Rasa Aman: Di akun second atau BeReal, kamu bisa update tanpa mikir bakal dinilai.
2. Interaksi Lebih Genuin: Kadang di ruang kecil kayak gitu, justru interaksinya lebih jujur.
3. Lawan Budaya Always Perfect: Hidup nggak selalu estetik kayak feed Instagram. Yang berantakan juga hidup.
4. BeReal dan akun second jadi pelarian buat anak muda yang pengen istirahat dari tekanan tampil sempurna.

Bangun persona itu nggak salah, asal kamu tahu batasnya. Jangan sampai kamu kehilangan diri sendiri demi ngejar validasi dari orang lain.

Kalau kamu ngerasa capek, itu wajar kok. Kadang, kamu nggak perlu selalu ada di semua tempat, nggak harus update semua tren, dan nggak harus selalu kelihatan sempurna. (*)

Editor: Redaksi

Baca Juga