search

Advetorial

Andi Muhammad Afif Rayhan HarunDPRD SamarindaAntrean truk di Samarinda

Pertamina Dinilai Lamban Atasi Antrean Truk Mengular di Samarinda

Penulis: Jeri Rahmadani
Rabu, 20 Oktober 2021 | 785 views
Pertamina Dinilai Lamban Atasi Antrean Truk Mengular di Samarinda
Anggota DPRD Kota Samarinda Andi Muhammad Afif Rayhan Harun. (Istimewa)

 

Samarinda, Presisi.co - Anggota DPRD Kota Samarinda Andi Muhammad Afif Rayhan Harun angkat bicara mengenai panjangnya antrean truk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sejumlah titik Kota Tepian, hingga memakan setengah dari badan jalan yang merupakan hak pengendara. 

Padahal, kata Afif sapaannya politisi Partai Gerindra itu, pemerintah kota telah menginstruksikan agar SPBU yang menyediakan bahan bakar subsidi dipindah ke daerah pinggiran guna menghindari kemacetan atau kecelakaan.

"Wali kota sudah mengarahkan untuk mengatur itu. Kok Pertamina melalaikan hal itu," ujar Afif saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Rabu 20 Oktober 2021.

Menurutnya, PT Pertamina harus segera menindaklanjuti permasalahan ini. Sebagai contoh, dipaparkan Afif, kondisi Jalan Juanda yang seharusnya dapat dilalui dengan lancar justru menjadi kawasan macet yang disebabkan antrean panjang truk.

"Ini sudah sangat meresahkan, truk parkir makan setengah badan jalan," bebernya.

Di sisi lain, Afif juga melihat dampak negatif yang ditimbulkan akibat antrean truk belakangan ini.

"Kasihan orang usaha, tertutup usahanya. Orang ingin singgah makan juga berpikir kalau sepanjang itu truk-truk besar parkir," timpalnya.

Diketahui, Wali Kota Samarinda Andi Harun sempat melakukan audiensi bersama PT Pertamina Patra Niaga Samarinda yang berkantor di Jalan Cendana, Senin 11 Oktober 2021 di Balai Kota.

Andi Harun menegaskan, solusi atas permasalahan antrean panjang truk hingga ke badan jalan sepenuhnya berada di pihak Pertamina. Menurutnya, pengklasifikasian subsidi dan non subsidi bahan bakar solar tidak disertai pengawasan yang baik di lapangan, sehingga segala jenis truk yang notaben bukan masyarakat juga ikut mengantre.

"Pemerintah kota tidak punya kewenangan untuk mencabut subsidi. Atau membuat semua solar berjenis subsidi. Tidak fair (adil) kalau pemkot yang diharapkan menertibkan truk itu, sementara penyebab utamanya tidak selesai," ujar Andi Harun seperti diberitakan sebelumnya.

Dikonfirmasi Fuel Terminal manager PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, Erik Imam Kasmianto mengatakan, pihaknya mengharapkan agar seharusnya pebisnis-pebisnis yang ikut menggunakan bahan bakar solar subsidi bisa lebih bijak.

"Yang sering mengantre itu truk-truk pasir. Apalagi mungkin ada truk-truk batu bara juga. Harusnya teman-teman pelaku bisnis ini sadar. Subsidi solar itu bukan buat mereka (pebisnis)," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.

Sementara itu, mengenai masih terjadinya antrean truk di beberapa SPBU di Kota Tepian, dikatakan Erik bahwa pihaknya akan segera mengalihkan sementara penyediaan solar subsidi tersebut ke SPBU daerah pinggiran Samarinda.

"Bakal dialihkan sementara," singkatnya. (*)

Editor: Yusuf