search

Advetorial

dprd samarindaDrainase Bawah TanahJasnoProyek Samarindabanjir samarinda

Proyek Drainase Bawah Tanah Dipantau Komisi III DPRD Samarinda

Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 02 Oktober 2021 | 1.014 views
Proyek Drainase Bawah Tanah Dipantau Komisi III DPRD Samarinda
Lajur Lambat di Simpang Lembuswana yang rencananya akan dibangun drainase bawah tanah. (istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bakal membuat saluran drainase bawah untuk menanggulangi persoalan banjir yang kerap terjadi saat Kota Tepian diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. 

Drainase bawah tanah, rencananya akan dibangun di Jalan Mayor Jenderal S. Parman, Temindung Permai, Samarinda Ulu, atau biasa dikenal daerah Lembuswana. Tepatnya, di lajur lambat kendaraan yang ditembuskan langsung ke Sungai Karang Mumus (SKM) di bawah Jemabtan Ruirahayu, melewati Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda.

Dari informasi yang dihimpun, kedalaman drainase yang akan dibuat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda itu mencapai 1 meter lebih dibawah permukaan tanah. Sementara lebar saluran beton digadang mencapai 5 meter, dengan panjang pembangunan drainase sekira 500 meter.

Meski demikian, proyek dengan pagu anggaran senilai Rp 6 Miliar dan telah melewati proses lelang tersebut, saat ini  belum juga dikerjakan.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi III DRPD Samarinda, Jasno menyatakan bahwa pihaknya malah belum menerima informasi tersebut.

"Kemarin itu kami belum tahu apakah sudah lelang atau belum, karena itu ranahnya PUPR. Karena waktu hearing (RDP) itu masih banyak yang belum lelang. Secara detail, itu kami belum tahu," ungkap Jasno saat dikonfirmasi Sabtu, 2 Oktober 2021.

"Tapi kalau memang sudah di lelang, ya harusnya segera dilaksanakan. Apalagi jalan di Lembuswana itu langganan banjir," tambah Jasno.

Menurutnya, pengerjaan drainase itu memakan waktu yang cukup lama. Sebab, mungkin saja di bawah jalan proyek tersebut ada utilitas suatu bangunan.

"Seperti kabel Telkom, saluran PDAM, dan lain-lain yang secara teknis memang memakan waktu cukup lama," ujarnya.

Ia menuturkan, keinginan pihaknya proyek tersebut dapat selesai persis seperti yang saat ini ada di Surabaya. Sehingga, saluran di bawah cukup besar dan bisa menampung air berskala besar, lalu membawa air langsung ke sungai.

Meski demikian, Jasno mengingatkan agar proyek tersebut bisa lebih diperhatikan secara teliti. Jangan sampai, kata dia, air dari SKM malah masuk ke drainase bawah jalan yang hendak dibangun itu.

"Artinya, hilirnya juga harus diperhatikan. Jangan sampai adanya gorong-gorong itu, air SKM malah masuk kesitu. Tentunya dibuat juga pintu-pintu air," pungkasnya. (*)

Editor: Yusuf