search

Advetorial

DPRD KaltimSapto Setyo Pramono

Atasi Ketergantungan Pasokan Kurban, Dewan Dorong Kemandirian Kaltim

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 26 Juni 2023 | 176 views
Atasi Ketergantungan Pasokan Kurban, Dewan Dorong Kemandirian Kaltim
Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono yang mengharapkan Kaltim bisa mandiri untuk kebutuhan hewan kurban. (istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Dalam sebuah pernyataan yang mengundang perhatian, Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, mengajukan harapan agar Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tidak lagi tergantung pada pasokan sapi dari luar daerah.
Salah satu isu konkret yang diangkat adalah ketergantungan dalam pasokan hewan qurban, dimana mayoritas sapi qurban yang dipergunakan di Kaltim masih diimpor dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi.

Melihat fakta ini, Sapto Setyo Pramono menilai bahwa Kaltim masih belum mencapai tingkat kemandirian dalam hal pasokan hewan qurban. Salah satu faktor utamanya adalah cuaca Kalimantan yang kurang sesuai untuk beternak hewan qurban dalam jumlah besar.

"Dari total kebutuhan pangan kita, termasuk daging hewan qurban, sekitar 75 persen masih tergantung pada daerah di luar Kaltim," ungkap politikus dari Partai Golkar, belum lama ini.

Ia juga menyoroti bahwa hewan qurban yang ada di Kaltim pada saat ini sebagian besar adalah hasil penggemukan yang datang dari pulau Jawa, NTB, NTT, dan Sulawesi. Hal ini mencerminkan ketergantungan Kaltim pada pasokan hewan qurban dari luar wilayah.

Meskipun demikian, Sapto Setyo Pramono menyadari potensi besar yang dimiliki Kaltim untuk mengembangkan peternakan hewan qurban secara mandiri. Namun, tantangan utama yang harus diatasi adalah kondisi cuaca di Kalimantan yang tidak ideal untuk pertumbuhan dan kesejahteraan hewan qurban. Selain itu, pemerintah juga dituntut untuk memastikan aspek kesehatan dan kuota pasokan demi keamanan konsumsi daging.

"Pemerintah Provinsi Kaltim perlu mengambil komitmen yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan sektor peternakan hewan qurban, sehingga Kaltim tidak terus tergantung pada pasokan dari luar daerah," tegas Sapto.

Saat ini, usaha peternakan di Kaltim masih terbatas pada tahap penggemukan hewan, dan belum ada produksi hewan qurban yang dilakukan secara mandiri. Sapto merekomendasikan agar pemerintah fokus pada pembentukan kelompok tani yang benar-benar berfokus pada pengembangan sumber daya manusia serta menginisiasi proyek peternakan dari tahap awal hingga tahap akhir.

"Apabila memang serius, Kaltim dapat membentuk kelompok ternak khusus yang diberdayakan secara komprehensif. Mulai dari modal, SDM, pengetahuan, hingga peralatan. Hal ini bisa menjadi proyek peternakan model di Kaltim," jelasnya.

Sapto Setyo Pramono juga menegaskan pentingnya peran sapi dari wilayah NTB, NTT, Sulawesi, dan Jawa untuk memastikan ketersediaan hewan qurban yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan. Ia berharap pemerintah dapat mendorong upaya mandiri dalam memenuhi kebutuhan hewan qurban di Kaltim, sebagai langkah menuju kemandirian dalam pasokan hewan qurban.
(*)

Penulis: Redaksi