Disdikbud Samarinda Dorong Perda Kebudayaan untuk Lindungi Warisan dan Cagar Budaya
Penulis: Muhammad Riduan
4 jam yang lalu | 0 views
Kabid Kebudayaan Disdikbud Samarinda, Barlin Hadi Kusuma. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda memaparkan laporan program dan kegiatan bidang kebudayaan kepada DPRD Samarinda, Rabu 10 September 2025.
Dalam pembahasan yang digelar di ruang rapat gabungan lantai 1 DPRD Samarinda tersebut, berbagai masukan muncul, terutama soal perlunya penguatan regulasi dan anggaran kebudayaan di kota ini.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Samarinda, Barlin Hadi Kusuma mengatakan salah satu hal yang disoroti adalah perlunya payung hukum untuk melindungi warisan budaya. Menurutnya, Peraturan Daerah (Perda) akan menjadi instrumen penting agar cagar budaya tetap terjaga.
“Misalnya upaya adanya Perda untuk melindungi warisan budaya, cagar budaya, dan hal-hal yang terkait. Karena itu ada beberapa cagar budaya yang masih dimiliki masyarakat, jadi kalau kita punya payung hukum itu tidak cepat musnah atau tidak berubah kepemilikan,” ucapnya saat diwawancarai.
Selain itu, sektor kebudayaan dinilai memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi sekaligus memperkuat identitas Samarinda sebagai kota peradaban. Namun, alokasi anggaran saat ini masih dianggap timpang.
“Sekarang kan jomblang. Tadi disampaikan dewan, tahun 2025 anggaran di pendidikan fisik saja ada Rp300 sekian miliar, di bidang kebudayaan hanya Rp2 koma sekian miliar. Jadi perlu ada hitungan proporsional agar seimbang,” jelasnya.
Pasalnya, banyak fasilitas kebudayaan seperti cagar budaya, museum, dan rumah adat membutuhkan perawatan dan anggaran fisik juga supaya bisa menjalankan fungsi dengan baik.
Terkait usulan Perda Kebudayaan, Barlin menyebut draf sebenarnya sudah pernah diajukan beberapa tahun lalu. Namun pembahasan terhambat karena masih digabung dengan sektor pendidikan.
“Nah ternyata itu diusulkan lagi oleh pimpinan agar diusulkan ulang tetapi dipisahkan antara kebudayaan dan pendidikan. Supaya lebih cepat dan lebih simpel,” katanya.
Pihaknya juga ditantang untuk menyiapkan roadmap kebudayaan Kota Samarinda, termasuk menghadirkan event berskala besar yang bisa menjadi ikon daerah.
“Kami ditantang untuk bisa menyampaikan project proposal. Misalnya festival yang berkolaborasi antara kebudayaan dan pariwisata, sehingga bisa mendatangkan wisatawan dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara,” pungkasnya.