Warga Sempaja Selatan Risih Akibat Tumpukan Sampah Plastik, Diduga dari GOR Kadrie Oening
Penulis: Redaksi Presisi
10 jam yang lalu | 73 views
Ketua RT 30 Sempaja Selatan menunjukkan titik aliran anak Sungai Perjuangan yang kerap dipenuhi sampah plastik dari kawasan GOR Kadrie Oening, terutama usai hujan dan air pasang. (Istimewa)
Presisi.co - Warga di kawasan Pondok Surya, Kelurahan Sempaja Selatan, kembali mengeluhkan tumpukan sampah plastik yang diduga berasal dari aktivitas di GOR Kadrie Oening, Stadion Sempaja. Laporan warga ini telah ditindaklanjuti oleh pihak kelurahan dengan mengirim surat kepada Wali Kota Samarinda dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menginformasikan persoalan tersebut.
Ridwan Salam, Ketua RT 29 Pondok Surya, menjelaskan bahwa wilayahnya berada di ujung aliran sungai, sehingga menjadi lokasi akhir pembuangan air. Ia mengapresiasi pembenahan sungai yang sebelumnya telah dilakukan Pemkot, namun menilai masalah sampah masih terus terjadi.
“Kebetulan kami di Pondok Surya di RT 29. Dahulu kami beberapa kali sudah mengajukan pembenahan sungai, alhamdulillah sudah dilaksanakan sehingga semakin membaik. Karena kami di penghujung sungai ini, dikhawatirkan kalau ada banjir besar, kami yang kena dampaknya. Sungai antara RT 28 dengan RT 30 sekarang sudah agak membaik. Tapi kelihatannya sampah-sampah yang datang ke kami, untuk masuk ke sungai besar, itu dari GOR,” ujar Ridwan.
Ia menambahkan, tumpukan sampah juga ditemukan di wilayah RT 26 dan RT 25 yang posisinya berada sebelum aliran menuju Pondok Surya. Menurutnya, masih banyak sampah lama yang menumpuk sehingga saat banjir, alirannya terbawa ke wilayah mereka.
“Sebaiknya dipasang jaring di sana supaya memudahkan mengangkut sampah. Mungkin aliran dari GOR itu arah sampahnya ke arah kita. Makanya kami meminta betul-betul diperhatikan karena dampaknya ke warga masyarakat kami,” tegasnya.
Keluhan senada disampaikan Anang Rivani, Ketua RT 30. Ia menggambarkan bahwa tumpukan sampah baru terlihat jelas saat hujan atau air pasang.
“Ada jembatan yang berbatasan dengan kerukunan, di situ tumpukan sampah kadang dari jembatan sampai ke depan hampir 2 meter. Karena air tidak bisa melarutkan, kami ada bagian kebersihan yang memungut dan membuangnya. Setiap pukul 4 sore sampai 7 malam ada yang mengangkut sampah, pagi ada bagian kebersihan,” jelas Anang.
Menurutnya, pola kebersihan di lingkungan sebenarnya sudah berjalan, namun saat hujan lebat dan banjir, kondisi menjadi parah karena sampah dari daerah atas terbawa turun.
“Kami tidak menuduh siapa, tapi yang jelas jalur atas, sebelum Perumahan Pondok Surya, yang membawa sampah. Kami pernah melapor ke kelurahan, bahkan pernah bicara dengan bagian pembangunan untuk buat jaring di hulu Pondok Surya berbatasan dengan Rapak Binuang. Tapi karena jaring membuat kotor di sana, akhirnya tidak jadi sampai sekarang. Kemarin sudah nanya juga soal jaring pukat untuk menutup akses supaya sampah luar tidak masuk ke jalur produksi,” pungkasnya. (*)