search

Advetorial

Kasus Rabies Kaltim DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra Komisi IV DPRD Penyakit Zoonosis Gigitan Hewan Rabies Kalimantan Timur Vaksinasi Hewan Pencegahan Rabies Edukasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kaltim Penanganan Rabies Anjing Rabies Kucing Penular Rabies Kesehatan Masyarakat

Kasus Gigitan Hewan Meningkat, DPRD Kaltim Nilai Penanganan Rabies Masih Lemah

Penulis: Akmal Fadhil
Kamis, 22 Mei 2025 | 12 views
Kasus Gigitan Hewan Meningkat, DPRD Kaltim Nilai Penanganan Rabies Masih Lemah
Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Subandi.

Samarinda, Presisi.co – Lonjakan tajam kasus gigitan hewan penular rabies di Kalimantan Timur memicu sorotan dari kalangan legislatif.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyebut kondisi ini sebagai alarm kegagalan pengendalian penyakit zoonosis dan mendesak respons serius lintas sektor.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kaltim, hingga April 2025 tercatat 1.334 kasus gigitan, dengan 391 kasus terjadi hanya dalam empat bulan pertama tahun ini. Angka ini dipandang sebagai indikator nyata lemahnya sistem pencegahan dan deteksi dini rabies di tingkat daerah.

“Ini bukan hanya soal gigitan hewan. Ini soal nyawa manusia yang dipertaruhkan. Jika tidak ada langkah luar biasa, kita akan terus tertinggal dalam penanganan rabies,” tegas Andi Satya, Kamis 22 Mei 2025.

Legislator dari Fraksi Gerindra itu menyebut tren ini menunjukkan kegagalan kolektif dalam edukasi masyarakat, vaksinasi hewan, dan penanganan pasca-gigitan. Padahal, rabies adalah penyakit yang hampir selalu fatal jika gejala klinis sudah muncul.

“Pencegahannya jelas, protokolnya ada. Tapi masih banyak warga yang belum tahu bahwa pertolongan pertama seperti mencuci luka bisa menyelamatkan nyawa,” katanya.

Andi juga menilai minimnya pemahaman publik terhadap ragam hewan penular turut memperparah kondisi. Banyak masyarakat, katanya, masih berpikir rabies hanya ditularkan anjing.

“Padahal kucing, kelelawar, bahkan kera juga bisa jadi pembawa virus. Ini menunjukkan bahwa edukasi kita masih parsial dan tidak menyeluruh,” lanjutnya. (*)