search

Advetorial

Haji 2025 Manasik Haji DPRD Kaltim Andi Satya Komisi IV DPRD Edukasi Jemaah Vaksinasi Haji Kesehatan Jemaah Komunikasi Haji Roaming Haji Simulasi Darurat Kemenag Dinas Kesehatan Layanan Haji Persiapan Haji Teknis

Andi Satya Tekankan Manasik Haji Harus Bahas Soal Teknis, Bukan Sekadar Ibadah

Penulis: Akmal Fadhil
Kamis, 22 Mei 2025 | 16 views
Andi Satya Tekankan Manasik Haji Harus Bahas Soal Teknis, Bukan Sekadar Ibadah
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra.

Samarinda, Presisi.co – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra, menyoroti pelaksanaan manasik haji yang dinilainya terlalu terfokus pada tata cara ibadah semata.

Ia menegaskan bahwa pembekalan kepada jemaah seharusnya juga mencakup aspek teknis yang berkaitan langsung dengan kenyamanan dan keselamatan selama berada di Tanah Suci.

“Manasik jangan cuma soal rukun dan syarat ibadah. Banyak aspek teknis yang penting untuk diketahui jemaah agar mereka tidak kebingungan di lapangan,” ujar Andi saat ditemui usai rapat koordinasi di DPRD Kaltim, Kamis 22 Mei 2025.

Salah satu aspek yang menurutnya kerap diabaikan adalah soal komunikasi.

Ia menyarankan agar jemaah haji diberi edukasi tentang penggunaan paket komunikasi internasional (roaming), agar tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia selama menjalankan ibadah.

“Karena itu krusial. Kalau tidak dipahami, nanti jemaah kesulitan menghubungi keluarganya. Bisa menyebabkan kecemasan baik di sini maupun di Tanah Suci,” jelasnya.

Andi juga menyoroti persoalan kesehatan, terutama kewajiban vaksinasi yang menjadi syarat keberangkatan haji tahun ini.

Andi menekankan bahwa selain vaksin meningitis, vaksin polio juga menjadi kewajiban dari Pemerintah Arab Saudi yang tidak boleh diabaikan.

“Sering kali kita hanya dengar soal vaksin meningitis, padahal vaksin polio juga wajib. Ini jangan sampai terlewat, karena menyangkut keselamatan seluruh jemaah,” tegasnya.

Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian Agama dan instansi teknis harus memastikan bahwa semua informasi teknis tersebut masuk dalam agenda manasik haji.

Ia juga meminta agar ada kolaborasi dengan Dinas Kesehatan untuk memantau dan memastikan seluruh jemaah telah memenuhi persyaratan medis yang ditetapkan.

Selain itu, ia mendorong adanya simulasi kondisi darurat dalam sesi manasik, seperti penanganan jemaah tersesat, kehilangan dokumen, hingga evakuasi medis.

“Kalau bisa, ada pelatihan skenario darurat. Ini penting, terutama bagi jemaah lanjut usia atau yang baru pertama kali keluar negeri,” ujarnya.

Andi menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa pemerintah harus hadir secara utuh dalam menyiapkan jemaah haji, tidak hanya dari sisi spiritual, tapi juga logistik, kesehatan, dan teknologi.

“Haji itu ibadah fisik dan mental. Kita harus pastikan mereka siap di semua aspek,” pungkasnya. (*)