Andi Harun Harap BIG Mall Segera Pulih, Penyebab Kebakaran Menunggu Investigasi Kepolisian
Penulis: Muhammad Riduan
1 hari yang lalu | 227 views
Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co— Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan harapannya agar BIG Mall Samarinda dapat segera kembali beroperasi pasca adanya insiden kebakaran yang terjadi pada Selasa, 3 Juni 2025 dini hari.
Meski penyebab pasti masih dalam tahap penyelidikan pihak berwajib, Andi Harun menegaskan pentingnya pemulihan aktivitas ekonomi warga tanpa mengabaikan proses hukum yang sedang berjalan.
“Kami dari sisi non-hukumnya berharap BIG Mall bisa kembali beroperasi cepat karena bagaimanapun juga mall ini memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat Samarinda,” tuturnya, usai tinjauan lapangan di Loa Janan Ilir, Rabu 4 Juni 2025.
Terkait hasil pemeriksaan awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian menyebutkan bahwa sistem sprinkler dan hydrant tidak berfungsi secara optimal, Wali Kota menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian.
“Itu sudah masuk wilayah hukum. Biarlah pihak Polri yang melanjutkan sesuai prinsip hukum. Kita tinggal tunggu saja prosesnya,” tambahnya.
Orang nomor satu di Kota Tepian ini juga menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi seluruh pengelola bangunan komersial di Samarinda agar serius menjalankan standar keselamatan.
“Ini jadi pelajaran buat semuanya. Kita sejak lama menekankan pentingnya penyediaan sistem sprinkler, terutama di hotel, mal, dan fasilitas parkir dalam gedung sebagai mitigasi terhadap potensi bencana seperti kebakaran,” tambahnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Dicky Anggi, menyampaikan bahwa dari hasil komunikasi awal dengan pengelola BIG Mall Samarinda dan pihak manajemen mengakui adanya kendala pada sistem sprinkler.
Beberapa area tidak merespons secara maksimal karena adanya renovasi di sejumlah tenant, seperti pembuatan dapur dan gudang, yang diduga mengganggu distribusi air dari sprinkler.
“Karena mereka dapat tenan kosongan lalu bikin dapur-dapur buat gudang dan sebagainya. Jadi gak bisa nembak, gak keluar sprinkel sementara begitu,” tuturnya.
Ia menambahkan, sementara hydrant di lantai atas berfungsi, tekanan air di lantai bawah terdeteksi lemah. Tim pemadam kebakaran juga melaporkan tekanan dari bawah tidak mencukupi saat proses pemadaman.
Saat ini, penyelidikan lanjutan masih menunggu hasil investigasi Laboratorium Forensik (Labfor) dari Surabaya. (*)