Prabowo Punya Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Menlu RI Tegaskan Bukan Relokasi
Penulis: Rafika
Jumat, 11 April 2025 | 187 views
Menlu RI Sugiono dan Presiden RI Prabowo Subianto. (Instagram/@sugiono56)
Presisi.co - Rencana pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi warga Gaza, Palestina, menuai pro dan kontra di kalangan publik. Salah satu pihak yang menyatakan penolakan adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Banyak yang khawatir rencana ini akan berujung relokasi permanen warga Gaza di Indonesia.
Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia menegaskan upaya evakuasi warga Gaza yang terluka akibat konflik bukan berarti relokasi permanen.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono. Menurutnya, rencana ini semata-mata bentuk kepedulian dan bantuan kemanusiaan yang ditujukan kepada warga Gaza.
Sugiono menegaskan, evakuasi tersebut dilakukan untuk sementara waktu. Pemerintah tidak bermaksud memindahkan mereka secara permanen ke Indonesia.
Saat ini, Presiden RI Prabowo Subianto tengah melakukan konsultasi langsung dengan sejumlah pemimpin negara dalam kunjungannya ke Uni Emirat Arab, Turki, Qatar, Mesir, dan Yordania guna membahas rencana evakuasi tersebut
"Jadi saat ini perlu saya jelaskan juga, ini kan kita masih berkonsultasi, beliau masih berkonsultasi dengan pemimpin-pemimpin di kawasan," tutur Sugiono di Ankara, Turkiye, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (11/4/2025).
Sugiono menuturkan, hasil dari konsultasi Presiden Prabowo dengan sejumlah pemimpin negara tersebut akan menjadi dasar utama dalam menentukan langkah lanjutan pemerintah terkait rencana evakuasi warga Gaza.
"Hasil konsultasi itulah nanti kemudian jadi pertimbangan untuk keputusan terakhirnya seperti apa, dari situlah kemudian mekanisme-mekanisme yang dijalankan berdasarkan kesepakatan semua," katanya.
Ia menegaskan tidak akan ada langkah sepihak. Semua negara yang terlibat harus menyepakati rencana tersebut. Jika ada satu pihak saja yang tidak setuju, maka rencana itu tidak akan dijalankan.
"Jadi harus semuanya sepakat, harus semuanya setuju. Kalau ada yang tidak setuju, kalau ada yang tidak sepakat, berarti no deal kan. Semuanya harus setuju," kata Sugiono.
Sugiono juga meluruskan bahwa rencana evakuasi ini tidak berkaitan dengan relokasi permanen warga Gaza. Indonesia hanya berniat memberikan bantuan kemanusiaan atas dasar kepedulian.
"Sekali lagi, tidak dalam framing untuk merelokasi warga Gaza secara permanen, tetapi merupakan bentuk dari kepedulian kita untuk saudara kita yang berada di sana," ujarnya.
"Anak-anak, yatim pihak-pihak yang berada di sana. Kita bicara dengan semua pihak, langkah-langkah apa yang mungkin harus dilakukan dan sebaiknya dilakukan," kata Sugiono.
Lebih lanjut, Sugiono menegaskan Indonesia sejak awal menolak segala bentuk relokasi paksa terhadap warga Gaza. Bantuan yang disiapkan sepenuhnya bersifat sukarela dan dengan harapan mereka bisa kembali ke tanah asalnya ketika situasi memungkinkan.
"Dari awal juga kami sudah menyampaikan dari Kemenlu bahwa Indonesia tidak setuju dengan upaya relokasi paksa warga Gaza under any pretext dalam bentuk apapun, semua ini dilakukan harus sukarela dan harus dengan persetujuan dari semua pihak yang ada di Palestina," ujarnya.
Indonesia, kata Sugiono, saat ini berada dalam posisi siap membantu jika diminta. Bantuan yang disiapkan mencakup perawatan medis bagi korban luka, serta tempat perlindungan sementara bagi anak-anak, yatim piatu, atau pelajar Gaza.
"Jadi kita menyampaikan, kita siap jika diinginkan, jika dibutuhkan untuk memberikan bantuan. Kita siap jika dibutuhkan untuk menjadi, untuk menampung korban-korban luka, anak yatim, kemudian anak-anak pelajar-pelajar untuk dirawat di Indonesia, kemudian pada saatnya mereka juga harus kembali ke Gaza, seperti itu," kata Sugiono.
Sugiono pun mengingatkan agar publik tidak salah menafsirkan rencana ini. "Jadi tidak ada yang, jangan kemudian diartikan bahwa kita ingin mereka direlokasi, tidak. Kita ingin, ini menyampaikan rasa kepedulian dari manusia," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan rencana evakuasi warga Gaza ke Indonesia.
Sebab menurut, Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas, Israel kemungkinan tidak akan mau menerima kembali warga Gaza setelah evakuasi dilakukan, kendati genosida Zionis telah berakhir.
Buya Anwar juga meminta pemerintahan Prabowo untuk kembali mempelajari sejarah dari genosida Zionis di Palestina.
"Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," ucap Buya Anwar dalam keterangannya, dikutip Kamis (10/4/2025).
Sekalipun terdapat usaha bantuan untuk pengobatan dan perawatan rakyat Gaza akibat serangan Israel beberapa hari yang lalu, ia meminta pengobatan dan perawatan harus dilakukan di Gaza, bukan di tempat lain. (*)