Jukir Liar Tumbuh Subur Saat Pengunjung Ramai-ramai Menyerbu Pasar Ramadan
Penulis: Rafika
Minggu, 17 Maret 2024 | 484 views
Samarinda, Presisi.co - Pasar Ramadan menjadi salah satu wisata belanja yang kerap ditunggu-tunggu masyarakat Kota Samarinda setiap bulan suci Ramadan tiba. Sejak hari pertama puasa, warga Kota Tepian berbondong-bondong mengunjungi Pasar Ramadan untuk berburu jajanan buka puasa.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Pasar Ramadan Samarinda tahun ini kembali digelar di lapangan parkir GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa. Sebanyak 150 tenant akan berjualan di Pasar Ramadan mulai tanggal 12 Maret hingga 6 April mendatang.
Setiap harinya, pengunjung yang berburu takjil di Pasar Ramadan mencapai dua ribu hingga tiga ribu orang. Banyaknya jumlah pengunjung tentu berpengaruh pula ke peningkatan kebutuhan ruang dan juru parkir.
Tak pelak, juru parkir liar pun memanfaatkan momentum ini untuk mencari pundi-pundi rupiah. Tepatnya di seberang GOR Segiri, yakni di sekitar Jalan Harmonika, sejumlah juru parkir (jukir) liar mengajak pengunjung Pasar Ramadan untuk memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan, alih-alih di dalam area GOR.
Harga yang dipatok oleh sejumlah jukir liar tersebut sekitar Rp5000 per motor. Tarif tersebut cukup tinggi dibandingkan parkir resmi dalam area GOR Segiri yang dikelola oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, yakni Rp2000 untuk roda dua dan Rp3000 untuk roda empat.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu mengatakan, antusiasme masyarakat yang datang ke Pasar Ramadan setiap harinya cukup tinggi. Sayangnya, lahan parkir di area GOR Segiri tidak cukup untuk menampung semua kendaraan yang ada.
"Dari kondisi ruang parkir kan sangat terbatas, sedangkan masyarakat Kota Samarinda yang ingin berkunjung ke sini cukup banyak dan mereka semua menggunakan moda transportasi pribadi," tuturnya, Jumat (17/3/2024).
Akibat keterbatasan ruang parkir tersebut, Hotmarulitua Manalu menyebut sebagian masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan.
"Kami juga hanya dibatasi dengan yang kami kelola di dalam GOR Segiri. Karena ruang parkir terbatas masyarakat mau tidak mau harus parkir ke seberang (Jalan Harmonika) dan itu tidak kami handle," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan oknum jukir liar memang kerap memanfaatkan tempat-tempat usaha yang memiliki banyak pengunjung untuk melakukan pungutan parkir.
"Banyak usaha UMKM atau yang daya tariknya tinggi tetapi tidak memenuhi kebutuhan lahan parkir, akhirnya masyarakat parkir di pinggir jalan dan dimanfaatkan oleh oknum jukir liar," jelas Hotmarulitua Manalu.
Di sisi lain, ia menegaskan lahan parkir di dalam GOR Segiri sudah sepenuhnya dikelola Dishub Samarinda dan terbebas dari jukir liar.
"Di dalam sudah dikondisikan, dikelola dishub saja. Kami punya petugas parkir sendiri," tutupnya. (*)