search

Advetorial

Stunting SamarindaDampak StuntingMengenal Stunting

Menyimak Penjelasan Dinkes Samarinda Soal Dampak Stunting Bagi Tumbuh Kembang Anak

Penulis: Nelly Agustina
Jumat, 31 Maret 2023 | 127 views
Menyimak Penjelasan Dinkes Samarinda Soal Dampak Stunting Bagi Tumbuh Kembang Anak
Kepala Sub Koordinator Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda Rudy Agus Riyanto. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Kepala Sub Koordinator Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda Rudy Agus Riyanto menjabarkan dampak jangka panjang dari stunting berdasarkan berbagai penelitian ahli kesehatan.

“Baik secara fisik dan kognitif jangka panjang, stunting sangat berdampak pada perkembangan,” ungkapnya.

Secara fisik kata Rudy memang secara ukuran tinggi badan cenderung lebih pendek dibanding anak lainnya, secara datanya semua pihak harus jujur terhadap tinggi badan anak. Jika terhambat dalam pertumbuhan tinggi badan, jangka panjangnya akan mempengaruhi generasi.

“Banyak pekerjaan sekarang yang memberikan persyaratan tinggi badan,”jelas Rudy.

Pada bidang olahraga Rudy melihat, saat ini seluruh atlet diharuskan memiliki tinggi badan sesuai syarat yang berlaku. Contohnya atlet sepak bola. Kondisi badan yang pendek, berdampak tidak bisa menyeimbangkan jarak lari atlet dari luar negeri. Maka jika badan pendek, akan ada kesulitan.

“Jadi pasti akan berpengaruh pada pembentukan generasi dalam jangka panjang,”sambungnya.

Selain fisik Rudy katakan bahwa terdapat juga hambatan dalam kognitif dikarenakan perkembangan otak yang lambat karena memiliki gangguan dalam menyerap gizi maka akan berpengaruh dalam perubahan volume otak dikarenakan sel di dalam otak berkurang secara drastis.

“Jangankan anak stunting, anak-anak yang memiliki gangguan gizi, kelas gizi kurang, itu pernah diteliti CT scan, volume sel otaknya berkurang,”lanjutnya.

Terakhir kata Rudy potensi penyakit metabolik yang diderita di masa tua bagi anak stunting dan terbukti bahwa yang mengalami gangguan gizi akan mendapat penyakit metabolik.

“Penyakit metabolik itu, sepanjang hidupnya harus meminum obat setiap hari dan tidak sembuh” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi