search

Advetorial

Rembuk StuntingSunggonoKukar IdamanProkom Kukar

Pemkab Kukar Targetkan Stunting di Kukar 2022 Turun Hingga 15 Persen

Penulis: Cika
Selasa, 19 Oktober 2021 | 349 views
Pemkab Kukar Targetkan Stunting di Kukar 2022 Turun Hingga 15 Persen
Rembuk stunting dengan raga pantas, dengan tema di ruang Merak lantai 3 RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang, Selasa 19 Oktober 2021

Kukar, Presisi.co - Angka stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) 2 tahun terakhir menurun drastis. Tercatat tahun 2019 turun menjadi 20,12 persen dan 2020 menjadi 16,9 persen.

Sekda Kabupaten Kukar Sunggono mengatakan, capaian tersebut adalah hasil kerja keras dan kerja sama antara Dinas Kesehatan Kukar dan beberapa pihak terkait.

"Masalah stunting bukan tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan semata, namun tanggung jawab bersama," ujar Sunggono pada acara rembuk stunting dengan raga pantas, dengan tema di ruang Merak lantai 3 RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang, Selasa 19 Oktober 2021.

Untuk diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan membuat ukuran tubuh anak terlalu pendek dibandingkan teman-teman seusianya.

Sunggono menjelaskan, selain kurang terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, ada 4 faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor genetik 10 persen, pelayanan kesehatan 20 persen, prilaku 30 persen dan lingkungan 40 persen.

Selain itu yang mempengaruhi permasalahan gizi di Kukar tertinggi adalah faktor anggota keluarga merokok, kemudian anak yang tidak mendapat vaksinasi lengkap sebesar 6,1 persen.

"Untuk itu perlu tindakan penanganan secara terkoordinir, terintegrasi bersama-sama melakukan pencegahan kepada sasaran prioritas harus dilakukan, lokus intervensi penanganan stunting 2021 berada di 21 desa di beberapa Kecamatan Kabupaten Kukar," ungkapnya.

Dikatakannya sesuai dengan target nasional hingga akhir 2024 stunting ditargetkan diangka 14 persen. Sementara itu, tim KP2S menargetkan Tahun 2022 capaian stunting menyentuh angka 15 persen.

"Meskipun banyak keterbatasan di tahun ini karena adanya pandemi sehingga upaya yang kita lakukan tidak maksimal dan kita tetap optimis bisa menyasar ke desa-desa yang menjadi target penanganan stunting," pungkasnya.(*)