Wali Kota Andi Harun: Tahun 2022, Polder Air Hitam Bakal Jadi Wisata Keluarga
Penulis: Jeri Rahmadani
Senin, 01 November 2021 | 934 views
Samarinda, Presisi.co - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, melakukan tinjauan lapangan bersama jajarannya di Polder Air Hitam di Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda Ulu pada Senin, 1 November 2021 siang.
Tinjauan tersebut untuk memetakan langkah Pemkot Samarinda melakukan penataan kawasan polder, sekaligus dicanangkannya menjadi kawasan destinasi wisata pada 2022 mendatang.
Selama tinjauan, Andi Harun sempat menyambangi beberapa titik lokasi yang dilanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi setengah wilayah polder Air Hitam. Mulai dari melihat Pumping Station Kolam Retensi Air Hitam yang dibuat Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda, kemudian memantau kawasan jogging track, hingga posisi dan status pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut.
Dari tinjauan tersebut, ada tiga hal yang menjadi sorotan orang nomor satu di Samarinda itu. Yakni pembongkaran pagar batas di area polder. Kemudian kependudukan PKL yang tidak tertata dan diduga terdapat pihak yang memanfaatkan situasi tersebut. Hingga rencana pemanfaatan gedung olahraga bulu tangkis yang telah lama terbengkalai.
"Kami akan melakukan review desain. Di dalamnya (polder) ada jogging track, beberapa lahan kosong lapak PKL nantinya dibuat tertata rapi, dengan memindahkannya ke dalam. Kami akan buat desain ya," ucapnya kepada awak media usai tinjauan.
Selain itu, dikatakan Andi Harun bahwa wacana menjadikan kawasan Polder Air Hitam sebagai destinasi wisata dengan turut menerapkan sistem e-Parking. Baik untuk roda dua ataupun roda 4 nantinya.
"Sehingga pendapatan asli daerah juga bisa ditingkatkan," lanjutnya.
Meski demikian, Andi Harun menyatakan pengerjaan teknis Polder Air Hitam menjadi daerah wisata baru dapat dilaksanakan pada 2022 mendatang. Kendati jika tak cukup waktu, akan dilanjutkan pada anggaran berikutnya pada tahun 2023.
Sementara itu, dalam tinjauan Andi Harun berkesempatan melakukan dialog bersama PKL yang berjualan di atas lahan pemkot. Ia menyoal apakah terdapat pihak yang menarik pungutan biaya terhadap PKL-PKL yang berjualan.
"Saya juga arahkan agar pindah pada 2022 nanti. Jadi tidak langsung, kami gunakan pendekatan persuasif terlebih dahulu," tambahnya.
Salah seorang PKL yang berdialog dengan Andi Harun, Fina, mengaku akan mengikuti kebijakan yang akan diterapkan Pemkot Samarinda nantinya. Meski, terdapat pungutan retribusi oleh pemkot.
"Saya setuju saja. Malah bagus kalau begitu," terang Fina.
Fina mengaku, dalam sehari sekitar Rp 150 ribu bisa didapatkannya dari berjualan. Ia berjualan sejak tahun 2015 silam, lalu berpindah tempat dari yang sebelumnya di bibir polder naik ke atas di lahan pemkot.
"Sepakat saja kami. Meski ada bayaran," pungkasnya. (*)