Balikpapan Kehabisan Stok Vaksin, Jadwal Penyuntikan Dosis Kedua Kemungkinan Telat
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Selasa, 27 Juli 2021 | 775 views
Balikpapan, Presisi.co - Stok vaksin milik Dinas Kesehatan Balikpapan dipastikan habis saat penyuntikan di puskesmas pada hari ini, Selasa 27 Juli 2021. Sebab, stok vaksin yang tersedia sebelumnya hanya 34 vial atau hanya bisa 340 suntikan.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty saat ini menunggu kedatangan vaksin dari pemerintah pusat. "Ada juga vaksin milik TNI tersisa 30 vial, atau tersisa 300 orang. Kemudian vaksin dari organisasi Kill Covid-19 dosis kedua telat datang. Kami sudah coba bantu," ujarnya, Senin 26 Juli 2021.
Saat ini, hanya tersisa vaksin milik Kementerian PUPR yang berjumlah 600 dosis, namun telah digunakan 300 dosis. Sisa vaksin itu diminta oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) untuk digunakan kepada masyarakat sebagai vaksin dosis satu. "Tapi kan punya orang. Kalau kita gunakan takutnya vaksin terlambat datang lagi bagaimana?" ungkap Juliarty.
Dia bingung dengan keadaan ini. Sebab di sisi lain dia juga tak bisa membantu karena vaksin milik pemkot telah habis digunakan pada hari ini di masing-masing puskesmas di Balikpapan.
Mengenai kapan vaksin kembali tiba di Balikpapan, dia belum tahu pasti soal itu. Dari informasi sementara, vaksin dijadwalkan datang pada awal Agustus. "Tapi masalahnya sampai akhir Juli itu ada jadwal penyuntikan dosis kedua," katanya.
Namun, dia memastikan keterlambatan vaksin dosis kedua bukanlah sesuatu yang berbahaya. Sampai saat ini pun Diskes Balikpapan belum pernah menunda jadwal vaksin dosis kedua hingga dua minggu. "Susah untuk mengedukasi dan memberikan informasi kepada setiap masyarakat secara individu soal penundaan ini. Ini organisasi Kill Covid-19 yang pertama. Kami sudah bantu. Ada 3 ribu dosis milik kota, kami sudah bantu," terang pejabat yang akrab disapa Dokter Dio itu.
Hanya, efek yang mungkin muncul ketika penyuntikan dosis kedua ditunda adalah adanya penurunan kadar antibodi yang diperkirakan tidak bekerja optimal. "Nanti ada booster untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus," pungkasnya. (*)