Evaluasi Program 100 Hari Kerja, Andi Harun Sebut Kendala Terbesar pada Koordinasi Antar Dinas
Penulis: Jeri Rahmadani
Kamis, 27 Mei 2021 | 814 views
Samarinda, Presisi.co – Pemkot Samarinda menggelar rapat evaluasi pelaksanaan program 100 hari kerja Wali Kota Samarinda Andi Harun dan wakilnya Rusmadi, Kamis 27 Mei 2021 di Balai Kota.
Andi Harun menjelaskan, semua program dalam 100 hari kerja untuk mengubah wajah Samarinda rata-rata sudah berjalan baik. Ia pun berterimakasih kepada organisasi perangkat daerah (OPD) teknis pemkot yang telah bersungguh-sungguh merealisasikan program di lapangan. "Tinggal sedikit lagi. Semuanya sudah terlaksana hingga 5 Juni 2021 genap 100 hari. Kami optimistis akan selesai," ungkap Andi Harun kepada awak media.
Kendati demikian, Andi Harun menyatakan terdapat catatan kritis. Yakni soal koordinasi yang perlu ditingkatkan antar OPD.
Andi Harun menegaskan, rata-rata semua sudah terlaksana. Presentasi pencapaian dari lima program tersebut di atas 76 persen. "Kami punya parameter dan dinilai lintas OPD. Penilaian secara real time dan ada tim yang ditugaskan khusus untuk memantau jalannya program," papar Andi Harun.
Kendala yang banyak disorot adalah fungsi koordinasi. Sebagai contoh, urusan parkir di Pasar Segiri. Urusan ketertiban parkir yang dimonitor Dinas Perhubungan Samarinda, urusan pengelolaan pasar oleh Dinas Perdagangan Samarinda, dan PKL yang dimonitor satpol PP. Dalam pelaksanaan tidak terjalin koordinasi yang baik. "Dalam operasi itu pelaksanaan aksi kadang mereka bersama, kadang tidak bersama. Sehingga mungkin parkirnya tertib, namun PKL atau pasarnya kurang," sebut Andi Harun.
Sebab itu, dirinya sudah mengarahkan masing-masing OPD bahwa koordinasi akan dipimpin langsung asisten yang membidangi. Ia memberi catatan kepada seluruh asisten Pemkot Samarinda soal penguatan fungsi koordinasi yang menurutnya perlu ditingkatkan.
Selama menjabat sebagai Wali Kota Samarinda, Andi Harun belum terlibat langsung terhadap penganggaran APBD. Ia tak menampik bahwa hal tersebut memang menjadi kendala. Namun, Andi Harun menyebut itu sebagai tantangan. "Akhirnya kami bisa membuat pola-pola sederhana yang membuat kendala tersebut tidak menjadi penghalang. Misalnya, pengendalian banjir dengan menggerakkan program gotong royong. Kami gerakkan sumber daya yang ada di OPD teknis misalnya pasukan hantu banyu di dinas PUPR untuk mengeruk di parit kecil pasar. Sambil merencanakan jangka menengah dan panjang," terang Andi Harun.
Meski banjir di Samarinda sekarang masih ada, Andi Harun mengatakan hal itu disebabkan karena program besar penanganan banjir yang belum masuk rancangan anggaran. "Tetapi durasi genangan sudah jauh berkurang. Yang biasanya satu jam, sekarang hanya dua puluh menit," pungkas Andi Harun. (*) Editor: Rizki