Melalui Program 100 Hari Kerja, Andi Harun Sebut Telah Berhasil Mengubah Samarinda
Penulis: Jeri Rahmadani
Selasa, 25 Mei 2021 | 939 views
Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda Andi Harun mengklaim pelaksanaan program 100 hari kerjanya bersama Rusmadi berhasil mengubah wajah Kota Tepian. "Untuk sementara kami menganalisa sangat berhasil. Tapi nanti ada ekspos secara kualitatif yang akan kami sampaikan pada pengujung 100 hari kerja," ucap Andi Harun kepada awak media, Senin 24 Mei 2021.
Menurutnya, program ini akan berjalan terus. Tak terpaku pada 100 hari kerja saja. Ada target dan pencapaian yang akan disampaikan kepada masyarakat pada 4-6 Juni 2021.
Andi Harun menjelaskan, program 100 hari kerja telah berjalan semua. Hampir 100 persen pencapaiannya.
Seperti diketahui, lima fokus masalah dalam program 100 hari kerja Andi Harun-Rusmadi adalah penanganan pandemi beserta dampaknya. Kemudian pencabutan TPS di jalanan protokol, penanganan awal banjir dengan pembersihan drainase, penataan parkir liar, dan penertiban PKL. "Di sisi lain, hebatnya program 100 hari ini bukan hanya OPD atau camat yang menjalankan kegiatan. Tetapi berhasil menciptakan efek partisipasi masyarakat yang meningkat," ucap ketua Gerindra Kaltim itu.
Andi Harun menyatakan, keadaan parkir sekarang makin tertib. Masalah sampah kian terkendali. Meski, ia tak menampik pada awalnya memang ada kendala. "Sebagian masyarakat mengomel di mana buang sampah. Mereka yang motivasinya rendah, masih buang sampah sembarang. Tetapi makin ke sini motivasi masyarakat semakin terbentuk," tuturnya.
Andi Harun menyebut, motivasi masyarakat kian tinggi dalam bergotong royong bukan sekadar klaim. Itu terpantau dari grup WhatsApp pejabat Pemkot Samarinda yang memperlihatkan gotong royong akhir pekan di Palaran, Samarinda Kota, dan Bukuan.
Gotong royong dilakukan dengan membersihan lingkungan, pohon-pohon di ruas jalan, selokan, dan pembersihan anak sungai. Kegiatan tersebut dinyatakan Andi Harun tidak menggunakan APBD. "Bayangkan, anak sungai bisa bersih tanpa APBD. Padahal, menggunakan ekskavator itu butuh biaya. Artinya lurah dan camat ada inovasi mendatangi pengusaha di daerahnya untuk membantu," ungkap Andi Harun sembari memperlihatkan dokumentasi di ponselnya. (*)