Vaksinasi Covid-19 di Samarinda, Tenaga Kesehatan Prioritas Utama
Penulis:
Senin, 04 Januari 2021 | 930 views
Samarinda, Presisi.co - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, kembali mengimbau warganya untuk segera mendaftarkan diri sebagai penerima vaksin Covid-19. Pendaftaran, dapat diakses secara online melalui website corona.samarindakota.go.id (klik link).
Imbauan vaksinasi Covid-19 ini sendiri, disampaikan lewat Surat Edaran (SE) Nomor : 360/1568/300.07 tentang Himbauan Vaksinasi Kepada Seluruh Masyarakat Kota Samarinda yang terbit per Senin 28 Desember 2020, lalu.
Dalam surat edaran tersebut menegaskan dua hal, yaitu ;
1.Seluruh pegawai pada lingkup pemerintah kota Samarinda dan keluarganya untuk mendaftarkan diri dengan melaksanakan vaksinasi COVID-19.
2. Seluruh masyarakat agar mendaftarkan diri untuk vaksinasi COVID-19 sebagai bentuk pencegahan penularan COVID-19 dan penambahan kekebalan tubuh imunitas.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismed Kusasih kepada awak media membenarkan terbitnya edaran yang ditandatangani langsung oleh pimpinannya, yakni Wali Kota, Syaharie Jaang.
Sementara, kelompok prioritas yang akan menjadi penerima vaksin Covid-19, dikatakan Ismed berasal dari tenaga kesehatan yang jadwalnya bakal digelar pada 14 Januari mendatang.
"Sesuai arahan pusat. SDM kesehatan terlebih dahulu. Mereka sudah dapat sms dari pusat," tulis Ismed, di grup pesan instan awak media pada Senin (4/1/2020).
Dikesempatan yang sama, Ismed turut membagikan progres pengimputan data kesehatan dan data kontak tenaga kesehatan di Samarinda per 31 Desember 2020. Tercatat, dari 5.045 data kesehatan di Kota Samarinda, baru mencapai 76,8 persen. Sedangkan, di data kontak tercatat ada 4.601 atau 70,1 persen dengan jumlah data keseluruhan yang masuk sementara ini mencapai 6.565.
Beberapa kendala dalam pengisian data kesehatan dan data kontak ini sendiri, terdiri dari 3 poin. Pertama, waktu penginputan yang dirasa singkat. Kedua, pengumpulan dan penginputan data individu kedalam aplikasi memerlukan waktu yang cukup lama. Ketiga, banyak SDM Kesehatan yang tidak bersedia memberikan data dengan alasan tak mau divaksin.