search

Advetorial

Hutan AnggrekKecamatan KenohanDesa KahalaKukarDiskominfo KukarDestinasi Wisata Kukar

Seolah Mati, Desa Kahala akan Diramaikan dengan Wisata Jelajah Hutan Anggrek Hitam

Penulis: Rofi
Minggu, 22 November 2020 | 1.263 views
Seolah Mati, Desa Kahala akan Diramaikan dengan Wisata Jelajah Hutan Anggrek Hitam
Rombongan Sekcam Kenohan dan Jurnalis saat menyisir kawasan yang dinilai potensi untuk dijadikan destinasi wisata baru di Kukar.

Tenggarong, Presisi.co - Desa Kahala di Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan desa yang sepi. Sejak jalur sungai tidak lagi digunakan warga sebagai akses bepergian. Desa tersebut mendadak seperti desa yang mati.

Aktivitas ekonomi juga berjalan sangat lambat. Sulit menemukan warung makan dengan menu lengkap. Kalaupun ada, makanan yang disajikan tak banyak.

Mimpi Sekretaris Kecamatan Kenohan, Kaspul, Desa Kahala Kembali ramai. Layaknya desa di hulu Kukar, berpenghuni dengan kehidupan di tepi sungai Mahakam.

“Saya bermimpi menghidupkan kawasan ini lagi,” kata Kaspul. Tidak sendiri, kaspul komitmen membangun Kembali Desa kahala bersama Kepala Desa Kahala, Mahlan.

Potensi pertama yang akan dikenalkan pada dunia luar adalah tujuh spot hutan anggrek hitam yang liar. Kaspul menyebut, potensi pariwisata bisa dimulai dengan jelajah hutan anggrek di solong Pinang Abang Desa kahala.

Ditambahkan kades kahala, berdasarkan temuan warga, ada sebanyak tujuh titik spot hutan anggrek yang dinamakan sesuai angka yang dihitung dari tepi danau.

“Ada Pasir Satu, Pasir Dua, Hingga Pasir Tujuh. Yang kita datangi hari ini Pasir Empat namanya,” kata Mahlan.

Dari pencitraan satelit di Google Maps, Pasir Empat yang disingahi rombongan kali ini merupakan yang terluas. Namun jika dihitung dari Google Maps, titik hutan anggrek lebih dari tujuh.

“Mungkin kita belum menjelajahi semuanya,” katanya.

Meski demikian, pihak Pemerintah Desa Kahala bersama Pemerintah Kecamatan Kenohan akan melakukan penjelajahan lebih lanjut dan menginventarisir jenis anggrek di Solong Pinang Abang.

“Mudah-mudahan ada instansi kehutanan yang mau membantu kami mengenalkan beragam jenis anggrek itu,” sebutnya.

Selain itu, rencana membangun jalur untuk pengunjung juga disusun. Jalur yang dibuat selama ini hanya berdasarkan insting.

“Kita akan petakan jalur mana yang bisa dilalui dengan mudah,” kata Mahlan.

Dijelaskan dia, penemuan hutan anggrek ini sebenarnya sudah diketahui beberapa tahun silam. Hanya saja, belum ada penjelajahan lebih lanjut.

Status hutan ini pun masih masuk dalam Kawasan Budidaya Kehutanan. Status ini membuat kawasan hutan anggrek melarang aktivitas selain aktivitas kehutanan.

“Kita sudah ajukan enclave, prosesnya sedang berjalan. Nanti kita akan jadikan sebagai hutan desa dan kita berharap jadi salah tujuan wisata,” papar Mahlan.

Kaspul juga mengutarakan hal serupa. Dia berharap Kenohan tak lagi tertinggal dan menjadi salah satu pusat tujuan kunjungan wisatawan.

“Potensi itu akan kita gali satu per satu. Mungkin kita awali dengan hutan anggrek ini,” katanya. Keduanya bermimpi mewujudkan Kenohan sebagai daerah maju, tak terus tertinggal seperti saat ini.

“Itu mimpi saya ketika diberitahu mendapat tugas sebagai Sekcam di Kenohan. Ini tanah kelahiran saya dan sebisa mungkin, sebelum pension, ada sesuatu yang bisa kita wujudkan di Kenohan ini,” pungkas Kaspul.

Editor : Oktavianus