search

Advetorial

Hutan AnggrekDesa Pedalaman KukarKecamatan KenohanHutan PerawanSolong Pinang AbangDiskominfo Kukar

Mencari Hutan Anggrek di Solong Pinang Abang, Pedalaman Kutai Kartanegara

Penulis: Rofi
Minggu, 22 November 2020 | 797 views
Mencari Hutan Anggrek di Solong Pinang Abang, Pedalaman Kutai Kartanegara
Tim Ekspedisi saat meninjau lokasi hutan anggrek di Desa Kahala, Kecamatan Kenohan, Kutai Kartanegara.

Tenggarong, Presisi.co - Potensi wisata di pedalaman Kabupaten Kutai kartanegara (Kukar) tak pernah habis untuk di bahas. Salah satunya adalah Desa Kahala di Kecamatan Kenohan, desa cantik pemilik hutan anggrek hitam.

Sekretaris Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kukar, Kaspul mengatakan banyak yang belum tahu, di Desa Kahala ada hutan anggrek hitam. Disinyalir, hutan tersebut lebih cantik dari Kersik Luwai di Kutai Barat.

“Hutan anggrek ini belum banyak yang tahu, karena itu kami berharap hutan ini bisa dikenal lebih luas sebagai tempat wisata. Anggreknya sangat cantik, bisa dibuktikan,” sebutnya.

Lokasi hutan anggrek di Desa Kahala ternyata masih terisolir. Untuk menuju ke sana, memerlukan waktu berjam-jam mengendarai perahu memecah sungai. Hutannya pun masih perawan, sehingga harus membawa perlengkapan seperti parang, obat nyamuk oles dan air minum.

“Lokasi hutan anggrek di Kenohan masih terisolir. Tapi kalau sudah melihat hutannya, kita pasti lupa bagaimana sulitnya melewati jarak yang jauh dan sukar,” sebutnya.

Perjalanan dimulai dengan menaiki perahu kecil bermesin tunggal. Perjalanan dengan perahu ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit menuju muara sebuah danau yang masuk kawasan Gambut Mahakam Tengah.

Karena air danau sedang surut, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju tepi danau, melewati rawa basah. Berjalan kaki menembus hutan pun dilanjutkan hingga tiga jam.

“Di sini pohonnya tidak tinggi. Tapi bentuknya sama. Kalau tidak paham lokasi, bakal tersesat,” kata Kepala Desa Kahala, Mahlan.

Pemandangan indah tersaji saat rombongan menemukan padang rumput yang luas. Seolah padang Savana, rombongan pun berhenti untuk beristirahat.

Meski jauh, sepanjang perjalanan rombongan disajikan pemandangan unik. Semak belukarnya bukan rumput liar, melainkan anggrek.

Tanaman anggrek itu tak banyak yang berbunga. Sebab belum musimnya. Warnanya juga unik dengan daun bunga berwarna putih, sisi dalamnya berwarna kuning dan ungu.

“Bayangkan kalau kita ke sini pas berbunga semua. Pasti indah sekali,” sebut Kaspul kepada rombongan.

Di sini juga mudah menemukan tanaman Kantong Semar. Sama seperti anggrek itu, Kantong Semar juga tanaman liar yang menjalar hingga ke beberapa pohon.

Meski penunjuk jalan adalah penduduk setempat, rombongan tetap memasang tanda untuk jalan kembali pulang. Mengantisipasi tersesat atau kemalaman.

Kondisi hutannya juga tak terlalu ekstrim. Di beberapa titik, di padang rumput, pohon hanya setinggi dua meter. Di titik lain yang dilalui harus menembus hutan, namun tidak terlalu lebat.

Setelah perjalanan yang melelahkan, sampailah rombongan ke titik yang dituju. Benar kata Kaspul, di sini terdapat hutan anggrek. Warga setempat menamakan tempat ini dengan sebutan Solong Pinang Abang.

Anggrek tumbuh di tanah berpasir putih, berlindung di balik pohon rindang. Beragam jenis anggrek seolah berlomba tumbuh di antara akar pepohonan dan batang pohon.

“Sayang sekali, kita datang sedang tidak berbunga. Menurut warga yang pernah ke sini, kalau semua berbunga, di sini harum sekali,” kata Kepala Desa Kahala, Mahlan.

Dari informasi warganya, Mahlan menyebut ada beragam jenis anggrek di sini. Tak hanya anggrek hitam yang fenomenal itu.

“Ada anggrek putih, anggrek lipan, anggrek pisang, anggrek merah, anggrek bulan, dan lain-lain. Sebagian besar malah kita tak tahu namanya, pokoknya anggrek,” kata Mahlan sambil tertawa.

Sekretaris Kecamatan Kenohan, Kaspul, menyebut luas areal ini mencapai 400 hektar. Hampir semuanya merupakan hutan anggrek. “Ini yang saya sebut potensi luar biasa dari Kenohan,” katanya seraya menunjukkan tanaman anggrek yang luar biasa cantiknya.

Editor : Oktavianus