Catatan Rendi Solihin - Menyambut Amanah Sebagai Wakil Rakyat
Penulis: Presisi 1
Kamis, 10 Oktober 2019 | 1.695 views
Hari Bersejarah Memikul Amanah.
Hari itu, Rabu 14 Agustus 2019, merupakan hari bersejarah bagi saya. Mengenakan setelan jas dan celana hitam, saya dilantik sebagai wakil rakyat, tepatnya Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)
Waktu menunjukkan pukul 10.20 WITA. dihadapan saya, berdiri Bupati Kukar, Bapak Edi Damasyah. Gubernur Kaltim, Isran Noor saat itu berhalangan hadir dalam pelantikan kami, mengingat ada agenda penting lain yang harus beliau hadiri.
Tak hanya dilantik sebagai anggota biasa, saya juga didaulat untuk menjadi Ketua Fraksi dari Partai yang saat ini menjadi rumah perjuangan bagi saya, mewujudkan aspirasi masyarakat, yakni Partai Golkar.
Legislator termuda, begitulah yang disematkan ke pada saya. Benar saja, sebagai seorang politisi, saya memang masih amat "hijau" dan saya sadar akan hal itu.
Terlebih, jabatan Ketua Komisi II yang membidangi Ekonomi dan Keuangan yang meliputi sektor pariwisata, perindustrian, perdagangan dan UMKM, periode ini akan berada dalam naungan saya sebagai nahkodanya.
Walau masih hijau, setiap amanah tadi yang nantinya mendorong saya untuk serius belajar, serius membangun jaringan dan yang terpenting serius untuk mengakomodir suara suara rakyat yang saya wakili.
Doakan, dalam bekerja saya bisa berkarya dengan baik, bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kukar, bisa berkontribusi dalam pembangunan di Odah Etam ini, Aamiin YRA.
Pendidikan Adalah Bekal.
Ketika SMA, saya mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke Negeri Kangguru, Australia melalui jalur pertukaran pelajar. Tuntas dengan program pertukaran pelajar, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Monash University, Melbourne.
Di Monash, saya memilih bisnis dan keuangan sebagai medan baru pendidikan saya. Alhamdulillah, disiplin ilmu itu, sesuai dengan bisinis pariwisata yang saya jalankan, terlebih dengan amanah yang saya pikul saat ini.
Selama di Australi, saya tak melulu belajar soal akademis saja. Ada oleh-oleh yang bisa saya bawa pulang untuk masyarakat. Pariwisata, itulah point penting yang saya pikir mampu menggerakan ekonomi daerah.
Di Australia, banyak sekali taman yang menjadi magnet para pelancong datang kesana. Taman yang benar-benar terjaga, kebersihan dan kerapiannya di dukung dengan keunikan konsep serta edukatif.
Ini, seharusnya bisa diterapkan di Kutai Kartanegara. Layaknya water park yang telah saya bangun di kawasan pesisir Kutai Kartanegara.
Tak bisa dipungkiri, nama besar Kabupaten Kutai Kartanegara tak lepas dari sejarah panjang hadirnya Kesultanan Kutai Ing Martadipura yang bersejarah dan berpengaruh dalam peradaban bangsa.
Modal lainnya, Kukar memiliki festival budaya yang telah mendunia. Kita mengenalnya dengan sebutan Erau International Folk Arts Festival (EIFAF), trade mark yang bisa dijadikan magnet untuk mengembangkan sektor pariwasata di Kukar.
Event lokal yang kini bertransformasi menjadi event internasional. Event yang setiap kali dilaksanakan, selalu menarik berjuta pasang mata wisatawan baik domestik maupun internasional.
Artinya, sangat besar potensi kita mengembangkan pariwisata, yang akan memiliki efek domino, ekonomi masyarakat tumbuh, baik dari penjualan souvenir, pengunjung hotel meningkat, UMKM lainnya akan tumbuh berkembang, rakyat makmur sejahtera, itu yang kita harapkan.