search

Advetorial

DPRD Kaltim Sarkowi V Zary Swasembada Pangan Krisis Petani Harga Panen Anjlok Petani Frustrasi Regenerasi Petani Pertanian Kaltim Kelangkaan Pupuk Irigasi Rusak Akses Modal Petani Generasi Muda Bertani Kebijakan Pertanian Mentoring Petani Masa Depan Pangan

Sarkowi: Petani Tertekan, Swasembada Pangan Kaltim Terancam

Penulis: Akmal Fadhil
Jumat, 30 Mei 2025 | 23 views
Sarkowi: Petani Tertekan, Swasembada Pangan Kaltim Terancam
Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sarkowi V. Zary.

Samarinda, Presisi.co – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sarkowi V. Zary, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan pertanian di daerah.

Ia menyebut rencana swasembada pangan di Kaltim masih menghadapi hambatan besar, mulai dari minimnya minat generasi muda hingga rendahnya harga hasil panen saat musim panen tiba.

“Banyak petani yang frustrasi karena saat panen raya, harga justru anjlok. Ini membuat mereka patah semangat,” ujar Sarkowi, Jumat 30 Mei 2025.

Politikus Partai Golkar itu juga menyoroti makin menurunnya daya tarik sektor pertanian di mata anak muda.

Menurutnya, pertanian mulai ditinggalkan karena dianggap tidak menjanjikan secara ekonomi.

“Kalau tidak ada upaya konkret untuk membenahi ekosistem pertanian, sulit bagi kita bicara swasembada. Generasi muda enggan bertani, sementara petani lama mulai menyerah,” katanya.

Selain itu, Sarkowi menegaskan bahwa permasalahan klasik seperti kelangkaan pupuk, irigasi yang tidak memadai, hingga akses modal yang terbatas turut memperburuk situasi di lapangan.

Ia mendesak agar pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menghadirkan solusi jangka panjang yang berkelanjutan, bukan sekadar program bantuan sesaat.

“Kita butuh kebijakan yang menjawab akar masalah. Jangan sampai petani terus jadi pihak paling dirugikan dalam sistem pangan kita,” tambahnya.

Sebagai langkah pembinaan, ia juga mengusulkan agar para petani senior dilibatkan sebagai mentor bagi generasi muda, agar ilmu dan semangat bertani bisa diwariskan.

“Pertanian bukan profesi masa lalu, tapi harus jadi masa depan. Tapi itu tidak akan terjadi kalau petaninya saja tidak dilindungi,” pungkasnya. (*)