search

Daerah

Bincang-bincang ParekrafDispar KaltimPariwisata KaltimDesa Wisataefisiensi anggaran

Desa Wisata Jadi Andalan Pariwisata Kaltim di Tengah Efisiensi Anggaran

Penulis: Muhammad Riduan
1 hari yang lalu | 457 views
Desa Wisata Jadi Andalan Pariwisata Kaltim di Tengah Efisiensi Anggaran
Bincang-Bincang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bertema “Pariwisata yang Kuat di Tengah Efisiensi Anggaran: Kolaborasi dan Inovasi”, yang digelar di 29 Coffee & Eatery, Sungai Pinang Dalam, Samarinda, Rabu 4 Juni 2025.(Presisi.co/Muhammad Riduan)

Samarinda, Presisi.co – Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Dispar Kaltim) menegaskan bahwa pengembangan desa wisata menjadi strategi utama dalam memperkuat sektor pariwisata di tengah tantangan efisiensi anggaran. 

Hal ini disampaikan Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, dalam agenda Bincang-Bincang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bertema “Pariwisata yang Kuat di Tengah Efisiensi Anggaran: Kolaborasi dan Inovasi”, yang digelar di 29 Coffee & Eatery, Sungai Pinang Dalam, Samarinda, Rabu 4 Juni 2025.

Menurut Ririn, pengembangan desa wisata merupakan bagian dari program unggulan pemerintah provinsi, yang juga masuk dalam program jangka menengah daerah. Dari 112 desa wisata yang telah terdata di Kaltim, pengelolaannya akan dibagi berdasarkan peran pemerintah kabupaten/kota dan provinsi.

“Misalnya Kabupaten/kota berperan memperkuat desa wisata dari tahap rintisan menuju berkembang, sementara provinsi mendukung dari berkembang ke maju. Untuk tingkat mandiri, itu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat melalui Kemenparekraf,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa regulasi berupa Peraturan Gubernur (Pergub) tengah disusun untuk memperjelas pembagian peran tersebut. Pergub ini nantinya juga akan disosialisasikan ke publik, termasuk melalui media massa.

Ririn juga menyinggung target nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam membangun 6.000 desa wisata secara nasional. Kaltim, menurutnya, memiliki potensi besar dalam berkontribusi terhadap capaian tersebut, baik dari segi alam, budaya, maupun ekowisata.

“Misalnya Desa Budaya Pampang yang sudah dikenal sebagai destinasi wisata budaya. Potensinya tidak hanya menarik wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara,” ujarnya.

Untuk mendukung promosi, Dispar Kaltim juga menggandeng berbagai pihak, termasuk media massa, influencer, dan lembaga penyedia informasi digital. Langkah ini dianggap penting untuk memperluas jangkauan promosi destinasi wisata di Kaltim.

“Kita punya destinasi ekowisata unggulan, tapi juga banyak destinasi buatan yang tetap ramai dan kompetitif. Promosi yang luas dan terstruktur sangat dibutuhkan,” tambahnya. (*)

Editor: Redaksi