Turunkan Kasus Stunting, Remaja Samarinda Bakal Dibekali Soft Skill Hidup Berencana
Penulis: Nelly Agustina
Jumat, 12 Mei 2023 | 641 views
Samarinda, Presisi.co - Kepala Sub Koordinasi Ketahanan Remaja, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda, Zubaedah mengatakan, tingginnya angka pernikahan dini, berpotensi meningkatkan kasus stunting.
Hal tersebut dikatakan Zubaedah saat mengikuti Pelatihan Fasilitator Modul Lanjutan Tentang Kita di Amaris Hotel pada Rabu, 10 Mei 2023.
"Karena kehidupan tidak terencana, terlebih tidak memiliki soft skill," tegasnya.
Ia menjelaskan, umur pernikahan untuk perempuan adalah 21 tahun dan untuk laki-laki adalah 25 tahun, Ia menjelaskan umur tersebut adalah usia paling pas dan tepat untuk merencanakan kehidupan.
"Karena sudah matang dari segala hal," tambahnya.
Zubaedah yang juga Fasilitator penggerak Generasi Berencana Kota Samarinda itu merinci, risiko Stunting disebabkan oleh tiga hal yakni, Seks Bebas, Pernikahan dini dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Obat Terlarang). Dari pelatihan yang dilaksanakan dari tanggal 10 - 13 Mei 2023 itu, Zubaedah berharap agar para peserta pelatihan dapat menjadi penggerak di kalangan remaja melalui PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja) untuk peningkatan soft skill remaja.
"Nantinya implementasi dari pelatihan ini untuk diturunkan kepada remaja-remaja Kota Samarinda, khususnya dalam peningkatan soft skill," tambahnya.
Zubaedah katakan bahwa soft skill sangat dibutuhkan dalam kehidupan terencana agar remaja mampu mempertimbangkan kehidupannya.
"Dampaknya nanti untuk berpengaruh dalam penurunan angka stunting," ungkapnya.
Zubaedah katakan bahwa Kota Samarinda memiliki sebanyak 74 PIK-R yang tersebar di seluruh sekolah di Kota Samarinda bahkan kelurahan.
"Jadi setelah ini akan kami laksanakan kembali Workshop soft skill untuk seluruh remaja Kota Samarinda," pungkasnya. (*)