Tiru BSD City di Tangerang, Pemkot Samarinda Bakal Buat Pasar Modern di Surayanata
Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 03 Desember 2021 | 1.601 views
Samarinda, Presisi.co - Pemerintah Kota Samarinda berusaha mengubah imej pasar tradisional di Kota Tepian yang kerap ditemui becek, remang-remang, kotor, hingga tata kelola parkirnya yang kurang baik menjadi pasar bersih, sehat, dan mudah diakses.
Akan hal tersebut, muncul wacana Pemkot Samarinda membuat pasar tradisional modern di Jalan P Surayanata, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, yang bakal direalisasikan pada 2022 mendatang.
Pembuatan pasar tradisional modern tersebut meniru Bumi Serpong Damai atau biasa dikenal BSD City di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Nantinya, diharapkan transaksi di pasar ini tak menggunakan uang tunai, melainkan secara digital.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyampaikan, pembangunan pasar tradisional modern itu kini sedang dalam tahap pematangan desain. Namun untuk rancangan anggaran biaya (RAB) masih belum selesai.
"Lagi presentasi desain, sudah ada pemenang lelang (desain). Insyallah tahun depan mau dimulai, tapi kita lihat dulu kemampuan anggaran. Masuk di APBD 2022," ucapnya saat ditemui di Balai Kota, Jumat, 3 Desember 2021.
Andi Harun melanjutkan, pembangunan pasar tradisional modern itu menggunakan lahan milik pemkot seluas 3,9 hektare, dengan tidak adanya lahan yang perlu dibebaskan. Kecuali, nantinya akan dikembangkan dan memerlukan lahan lain.
"Besar dan luas bangunan masih menunggu kepastian anggaran dan penyusunan desain dari dinas terkait. Pedagang yang mengisi juga belum ditentukan, karena masih fokus ke pembangunan," lanjutnya.
Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Marnabas menjelaskan, konsep pasar tradisional modern di Jalan P Surayanata itu diharapkan mudah saat diakses oleh masyarakat. Pun saat dilakukannya transaksi, bisa cepat dan mudah sesuai kebutuhan pembeli.
Ia melanjutkan, sementara mengenai pertimbangan konsep akan ditindaklanjuti lebih jauh setelah diutarakan kepada wali kota.
"Konsepnya yang penting (Pasar) mudah dilihat orang, karena pasar ini tidak ada embrio-nya, jadi tantangan kita bagaimana cara nya agar pasar itu nanti juga bisa banyak didatangi orang," kata Marnabas menambahkan.
Tak hanya itu, konsep pasar tradisional modern nantinya juga akan memberikan ruang bagi penyandang disabilitas, sekaligus mempertimbangkan utilitas yang dibutuhkan untuk menunjang hal tersebut.
"Seperti ruang menyusui, ruang bongkar muat, sampai akses disabilitas juga, selain itu kita usahakan transaksinya juga tidak lagi menggunakan uang tunai tapi sudah pakai QRIS," pungkasnya. (*)