Satu Tambahan Pasien Positif Corona di Kaltim dari Klaster Sinode
Penulis: Putri
Rabu, 01 April 2020 | 1.254 views
Samarinda, Presisi.co - Pasien terkonfirmasi positif terjangkit virus corona atau Covid-19 di Kalimantan Timur (Kaltim) bertambah satu, di Kutai Kartanegara (Kukar). Pasien tersebut merupakan klaster sinode yang erat hubungannya dengan pasien KTM-1, yang mengikuti sidang tahunan Sinode di Bogor.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Andi M Ishak mengatakan, penambahan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini bertambah tiga. Masing-masing di Balikpapan dan duanya berada di Samarinda.
"Untuk pasien di Kota Minyak memiliki keluhan batuk, pilek dan sesak napas," kata Andi, di Kantor Dinkes Kaltim, Jalan Abdul Wahab Syahranie, Samarinda, Rabu (1/4/2020).
Awalnya, pasien dirawat di Rumah Sakit Tentara Hardjanto Balikpapan. Namun, kondisi pasien semakin memburuk, hingga akhirnya tim medis memutuskan untuk merujuk pasien tersebut ke RSUD Kanujoso Balikpapan.
“Sampai di RSUD Kanujoso, pasien meninggal dunia," katanya.
Andi menyampaikan, pihaknya sudah mengambil sempel dan mengirim ke laboratorium di Surabaya. Dinkes Kaltim pun masih menunggu hasil tesnya.
"Apakah itu masuk dalam memang Covid-19 atau tidak, masih dipastikan," tambahnya.
Dijelaskannya, pasien tersebut ditentukan PDP karena gejala penyakit. Ia juga menegaskan pasien tidak memiliki riwayat perjalanan dari manapun dan juga tidak memiliki riwayat kontak kepada siapapun.
“Kita sampai sekarang belum mengetahui pasien tersebut Covid-19 atau bukan, karena masih menunggu hasilnya. Mohon diralat untuk berita yang menyatakan pasien tersebut merupakan pasien positif, karena, kami saja masih belum bisa memastikan,” tegasnya.
Sementara itu, dua pasien asal Kota Tepian satu diantaranya pernah melakukan perjalanan dari Bogor. Pasien lainnya merupakan hasil tracing dari kegiatan Ijtima Dunia Zona Asia yang dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Gejalanya hampir sama. Yaitu, batuk, sakit tenggorokan, pilek, diare, mual dan muntah. Kalau, pasien yang dari Bogor, keluhan yang dirasakan hanya lemah secara fisik dan batuk, untuk yang meninggal dunia, sampai saat ini baru satu orang,” pungkasnya.