Kepala Brida Kaltim, Fitriansyah saat diwawancarai. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co — Penyesuaian fiskal yang terjadi pada APBD Kalimantan Timur memaksa Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kaltim melakukan penataan ulang arah kebijakan riset dan inovasi untuk periode 2026–2027.
Langkah ini dibahas bersama DPRD Kaltim guna memastikan program yang dijalankan tetap relevan dan memberi dampak nyata bagi daerah.
Kepala Brida Kaltim, Fitriansyah, menyampaikan bahwa pembahasan dengan legislatif difokuskan pada penentuan skala prioritas di tengah keterbatasan anggaran.
Menurutnya, efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas maupun keberlanjutan riset yang telah berjalan.
“Penyesuaian anggaran menuntut kami lebih selektif, tetapi substansi riset dan inovasi harus tetap menjawab kebutuhan daerah,” kata Fitriansyah, Kamis 18 Desember 2025.
Untuk tahun anggaran 2026, Brida Kaltim diperkirakan mengelola pagu sekitar Rp19 miliar, turun dibandingkan proyeksi awal yang mencapai Rp23–24 miliar.
Kondisi ini mendorong Brida memperkuat pendekatan berbasis dampak serta mengurangi program yang dinilai kurang strategis.
Di tengah keterbatasan tersebut, Brida Kaltim memilih memperluas kolaborasi dengan perguruan tinggi dan mitra riset.
Kerja sama ini diarahkan agar hasil penelitian tidak berhenti pada publikasi akademik, melainkan dapat diimplementasikan sebagai solusi atas persoalan pembangunan daerah.
“Riset harus bisa diturunkan menjadi kebijakan atau produk yang dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Fitriansyah memastikan sejumlah program riset unggulan yang telah berjalan tetap dilanjutkan.
Keberlanjutan dinilai krusial agar inovasi yang dikembangkan dapat mencapai tahap pemanfaatan jangka panjang.
Salah satu fokus yang masih dikembangkan adalah inovasi Haruan Oil Plus sebagai intervensi penanganan stunting berbasis potensi lokal.
Selain itu, Brida juga mengembangkan inovasi di sektor pertanian, seperti mesin pencacah rumput untuk mendukung produktivitas peternak.
Di sektor transportasi, Brida Kaltim turut mengembangkan riset pengangkutan laut dan kapal wisata berbasis listrik.
Uji coba awal telah dilakukan, dan pada tahap berikutnya diharapkan dapat diterapkan di Sungai Karang Mumus.
“Meski anggaran terbatas, kami ingin inovasi tetap bergerak dan memberi manfaat langsung bagi pembangunan Kaltim,” pungkasnya. (*)