Menaker RI Perkuat Ketahanan Lapangan Kerja di Tengah Gejolak Global
Penulis: Akmal Fadhil
6 jam yang lalu | 0 views
Menaker RI Yassierli saat mencoba alat simulator di BPVP Samarinda. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co - Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli menegaskan bahwa penciptaan 19 juta lapangan kerja bukan hanya soal angka, melainkan upaya besar pemerintah dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Menurut Yassierli, kondisi ekonomi dunia saat ini masih berfluktuasi. Sejumlah industri mengalami tekanan akibat perlambatan ekonomi global, sementara sebagian lainnya menunjukkan pertumbuhan positif.
Meski begitu, Indonesia disebut masih berada dalam jalur yang lebih stabil dibandingkan banyak negara lain.
“Pemerintah menyadari bahwa tantangan penciptaan kerja tidak bisa dipisahkan dari situasi global. Karena itu, kami tidak hanya berbicara soal program, tapi juga strategi untuk melindungi dan memperluas kesempatan kerja,” ujar Yassierli dalam kunjungan kerjanya di Samarinda, Kamis 30 Oktober 2025.
Salah satu langkah penting, lanjutnya, adalah menjaga daya saing industri nasional melalui kebijakan perdagangan luar negeri.
Ia mencontohkan bagaimana pemerintah berhasil menurunkan tarif ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat dari 40 persen menjadi 19 persen melalui negosiasi intensif.
“Ini bukan sekadar diplomasi dagang, tetapi langkah nyata agar industri dalam negeri tetap hidup dan pekerja kita tidak kehilangan lapangan kerja,” tegasnya.
Selain memperkuat pasar luar negeri, pemerintah juga mengembangkan ekosistem ekonomi domestik melalui program padat karya dan pemberdayaan lokal.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) misalnya, telah menyerap lebih dari 1,5 juta tenaga kerja secara langsung, dan 2,4 juta orang jika dihitung dengan rantai pasoknya.
Program lain seperti Koperasi Merah Putih, desa nelayan, serta pembangunan rumah bersubsidi juga disebut menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
“Pendekatannya sekarang bukan hanya menyalurkan bantuan, tapi membangun sistem ekonomi yang menumbuhkan kerja dan wirausaha di daerah,” jelas Yassierli.
Pemerintah juga memperkuat sisi kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan vokasi dan magang nasional.
Dengan cara ini, angkatan kerja baru yang mencapai 3,5 juta orang setiap tahun diharapkan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Inilah kerja besar lintas kementerian membangun ketahanan tenaga kerja nasional di tengah tantangan global,” pungkasnya. (*)