search

Berita

Andi HarunTKD DipangkasEfisiensi AnggaranPemkot Samarinda

Andi Harun Memang Beda, Efisiensi dan Pemangkasan TKD Dijadikan Momentum Disiplin Anggaran

Penulis: Muhammad Riduan
4 jam yang lalu | 0 views
Andi Harun Memang Beda, Efisiensi dan Pemangkasan TKD Dijadikan Momentum Disiplin Anggaran
Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Riduan/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Pemerintah Kota Samarinda bersama DPRD Samarinda menggelar rapat konsultasi membahas efisiensi anggaran Samarinda 2026 di ruang rapat lantai 2 DPRD, Kamis 23 Oktober 2025 malam. Langkah ini diambil menyusul penurunan kapasitas fiskal daerah akibat efisiensi dana Transfer ke Daerah (TKD) berdasarkan Permenkeu Nomor 56 Tahun 2025.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan bahwa TKD Kota Samarinda turun hingga Rp 1,3 triliun, berdampak signifikan terhadap kemampuan fiskal daerah.

“Kami melakukan rapat konsultasi ini sebagai bentuk penghormatan terhadap DPRD sebagai mitra. Kami ingin menyampaikan perkembangan terakhir tentang kebijakan anggaran tahun 2026,” ujarnya.

Fokus Efisiensi pada Belanja Nonprioritas

Andi Harun menjelaskan bahwa Pemkot telah melakukan sosialisasi internal sejak 16 Oktober 2025. Efisiensi akan difokuskan pada belanja nonprioritas seperti perjalanan dinas, konsumsi, pemeliharaan, dan administrasi perkantoran.

“Program yang akan dibiayai adalah yang benar-benar berdampak, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan belanja yang mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Hak Pegawai Tetap Dijaga

Pemkot menegaskan hak pegawai seperti TPP, gaji, dan kesejahteraan aparatur tetap dipertahankan.

“Efisiensi bukan berarti mengorbankan hak pegawai. Yang kita pertahankan adalah haknya,” tegas Andi Harun.

Selain itu, Pemkot juga akan menunda sejumlah belanja modal yang belum prioritas hingga kondisi keuangan membaik. Target pemulihan atau rebound APBD diproyeksikan pada tahun 2027.

Momentum Disiplin Anggaran

Andi Harun menyebut kondisi ini sebagai momentum pembenahan tata kelola keuangan daerah.

“Ini bukan akhir, tapi momentum untuk membangun disiplin anggaran. Mungkin selama ini kita terbiasa boros karena keuangan cukup. Sekarang saatnya introspeksi,” katanya.

Meski terjadi kontraksi fiskal, Pemkot dan DPRD optimistis layanan publik dan pembangunan tetap berjalan stabil.

“DPRD dan pemerintah hari ini berada dalam frekuensi yang sama bahwa di tengah keterbatasan, kita tetap bisa melangkah dengan semangat dan optimisme,” tutupnya. (*)

Editor: Redaksi