search

Berita

Wapres GibranGibran Rakabuming Rakaijazah Gibran pendidikan GibranKPUSekretariat NegaraRismon Sianipar

Gibran S1 Dulu Baru SMK? Rismon Sianipar Bongkar Perbedaan Data Pendidikan Wapres di KPU vs Setneg

Penulis: Rafika
Selasa, 23 September 2025 | 690 views
Gibran S1 Dulu Baru SMK? Rismon Sianipar Bongkar Perbedaan Data Pendidikan Wapres di KPU vs Setneg
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. (Tangkapan layar)

Presisi.co - Kontroversi mengenai latar belakang pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tengah menjadi topik panas di kalangan publik.

Baru-baru ini, kanal YouTube Balige Academy merilis video analisis yang membongkar adanya ketidaksesuaian data antara dokumen resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan informasi dari Kementerian Sekretariat Negara (Setneg).

Dalam tayangan berjudul “RIWAYAT PENDIDIKAN GIBRAN NGAWUR!!! DUA VERSI KPU vs KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA!”, akademisi Rismon Sianipar membongkar ketidaksesuaian data tersebut.

Menurutnya, tidak seharusnya seorang wakil presiden memilliki data latar belakang pendidikan yang menimbulkan kebingungan publik.

Rismon menjabarkan data KPU yang dipakai saat pendaftaran Pilpres mencatat Gibran menempuh studi di UTS Insearch, Sydney, Australia, selama tiga tahun, yakni 2004 hingga 2007. Padahal, program matrikulasi seperti UTS Insearch umumnya hanya berlangsung 8–12 bulan.

"Apakah dia mengulang-ulang matrikulasi itu selama tiga tahun? Kita enggak tahu,” ucap Rismon, dikutip pada Selasa, 23 September 2025.

Ketidakselarasan semakin jelas ketika data KPU dibandingkan dengan versi yang dirilis akun resmi @setnegri. Dalam unggahan tersebut disebutkan Gibran justru lebih dulu berkuliah S1 di Management Development Institute of Singapore (MDIS) pada 2004–2007.

Setelahnya, baru ia menempuh program setara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di UTS Insearch pada 2007–2010.

Urutan pendidikan ini menjadi bahan kritik keras Rismon. “S1 dulu baru SMK. Kan konyol sekali begini,” ucapnya.

Tak hanya itu, Rismon juga menyinggung pemberitaan kantor berita Antara yang pernah menyebut UTS Insearch sebagai program S2.

Menurut Rismon, simpang siur dari sejumlah sumber kredibel sudah masuk kategori pembohongan publik. “Ini pembohongan publik,” tegasnya.

Lebih jauh, ia juga mempertanyakan logika penyetaraan ijazah UTS Insearch dengan SMK di Indonesia. Sebab, menurutnya, orientasi kedua institusi berbeda secara mendasar.

“Tujuannya berbeda. SMK membekali kompetensi kerja, sementara UTS Insearch menyiapkan jalur akademik. Di mana titik temunya?” kata Rismon. (*)

Editor: Redaksi