search

Daerah

Andi HarunIsu IKNIbu Kota NusantaraIbu Kota KaltimPolarisasiKontroversi Pemindahan IKN

Andi Harun Sebut Usulan IKN Jadi Ibu Kota Kaltim Rawan Kontroversi dan Polarisasi

Penulis: Muhammad Riduan
1 hari yang lalu | 77 views
Andi Harun Sebut Usulan IKN Jadi Ibu Kota Kaltim Rawan Kontroversi dan Polarisasi
Wali Kota Samarinda, Andi Harun.(Presisi.co/Muhammad Riduan).

Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menanggapi wacana yang belakangan viral mengenai usulan menjadikan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Menurutnya, pemindahan ibu kota provinsi bukan hal yang sederhana karena melibatkan banyak faktor mendasar.

“Menurut saya tidak mudah IKN itu menjadi ibu kota provinsi. Ibu kota provinsi itu banyak faktor. Di antaranya faktor kesejarahan,” ungkap Andi Harun, saat diwawancarai di Balai Kota Samarinda Rabu 23 Juli 2025.

Mantan anggota DPRD Kaltim itu menekankan bahwa penetapan ibu kota provinsi tidak hanya ditentukan oleh kelengkapan fasilitas atau gedung semata, tetapi juga sejarah panjang dan keterlibatan tokoh-tokoh Kaltim.

“Kita harus libatkan tokoh-tokoh Kaltim. Saya pun sebagai kepala daerah tidak mudah, karena penetapan ibu kota Kalimantan Timur itu digagas lahir dari faktor kesejarahan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Orang nomor satu di Kota Tepian tersebut mengingatkan bahwa pengambilan keputusan terkait ibu kota provinsi harus dilakukan dari bawah (bottom-up), bukan secara top-down.

“Masyarakat Kaltim harus dilibatkan soal ini. Manajemen pengambilan kebijakan yang bersifat top down, tidak berbasis bottom up, sering menimbulkan kontroversi dan polarisasi di masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, wacana pemindahan ibu kota sebaiknya dibatasi hanya pada diskusi akademik atau intelektual tanpa menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Selain faktor sejarah dan partisipasi dari masyarakat, Andi Harun juga menyoroti persoalan biaya perawatan IKN yang dinilai sangat besar.

“IKN tahap 1 saja membutuhkan perawatan Rp300 miliar per tahun. Itu baru tahap 1. Bagaimana kalau tahap 2, tahap 3,” ucapnya.

Fokus pada Pembangunan Kaltim

Andi Harun menegaskan bahwa diskusi publik sebaiknya diarahkan pada hal-hal yang lebih produktif, seperti perbaikan infrastruktur, pendidikan, dan pengentasan pengangguran.

“Ini yang jauh lebih penting daripada kita terseret pada wacana opini yang tidak berkesudahan. Jangan sampai orang lain yang menabuh gendang, kita yang menari,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Andi Harun menegaskan pentingnya menjaga adab dan menghormati keputusan para tokoh pendiri Kaltim di masa lalu.

“Adab itu jauh lebih penting daripada ilmu. Kalau menyangkut tentang penempatan ibu kota Kaltim, jangan pernah lupa jasa dan kontribusi tokoh-tokoh pendahulu kita,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi