Longsor di Batuah Ancam Akses Ekonomi Kaltim, Reza Desak Penanganan Cepat dan Jalur Alternatif
Penulis: Akmal Fadhil
1 hari yang lalu | 154 views
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim Akhmed Reza Pahlevi saat meninjau longsor di Desa Batuah. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Longsor berat di Kilometer 28 Jalan Poros Samarinda–Balikpapan, tepatnya di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, mengancam kelancaran distribusi logistik dan mobilitas masyarakat di Kalimantan Timur. Jalur utama penghubung dua kota besar ini nyaris putus, dengan kondisi tanah yang terus bergerak dan mengkhawatirkan terjadinya longsor susulan.
Peristiwa ini tak hanya mengganggu arus lalu lintas, tetapi juga merusak sejumlah rumah warga di sekitar lokasi. Dampaknya berpotensi meluas jika tidak segera ditangani secara serius.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Pahlevi, meminta Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kaltim segera turun tangan dan menyiapkan jalur alternatif. Ia menilai keberadaan jalur darurat sangat penting untuk menjaga kelangsungan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.
“Dinas PUPR PERA harus mempersiapkan jalur alternatif atas dampak putusnya jalan KM 28 Samarinda–Balikpapan,” ujar Reza kepada Presisi.co, Kamis, 29 Mei 2025.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya keterlibatan aktif Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas, terutama terkait kendaraan bermuatan besar yang akan melalui jalur pengganti tersebut.
“Dinas Perhubungan harus mengatur lalu lintas dan penggunaan jalan, termasuk pengawasan kendaraan bermuatan berat,” tegasnya.
Menurut Reza, tanpa pengawasan ketat, beban kendaraan berat justru dapat merusak jalur alternatif yang saat ini menjadi satu-satunya penghubung penting di Kaltim.
Lebih lanjut, Reza mendesak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim segera melakukan rehabilitasi menyeluruh terhadap ruas jalan nasional yang terdampak. Ia mengingatkan bahwa jalur tersebut adalah nadi ekonomi Kalimantan Timur.
“Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan meluas. Saya minta BBPJN segera lakukan rehabilitasi agar jalur ini bisa kembali normal,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga menyiapkan langkah mitigasi jangka panjang. Reza menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur ke depan harus mempertimbangkan aspek geologi dan lingkungan agar kejadian serupa tidak terulang. (*)