Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Bagaimana Prosesi Pemilihan Paus Selanjutnya?
Penulis: Rafika
11 jam yang lalu | 0 views
Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada September 2024. (AFP/Bay Ismoyo)
Presisi.co - Kabar duka datang dari Vatikan. Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat.
Vatikan telah merilis sertifikat kematian yang menyebutkan bahwa sang Paus wafat akibat stroke mendadak yang membuatnya koma dan mengalami gagal jantung.
Paus Fransiskus tutup usia pada umur 88 tahun di Casa Santa Marta, kawasan tempat tinggalnya yang berada dekat dengan Basilika Santo Petrus.
Kepergian Paus Fransiskus tidak hanya menyisakan duka bagi 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia, tetapi juga menandai dimulainya proses sakral untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik.
Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, adalah Paus Gereja Katolik ke-266. Ia terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.
Paus Fransiskus adalah Paus pertama dari Amerika Selatan dan juga Paus pertama yang berasal dari Ordo Jesuit. Ia juga menjadi Paus non-Eropa pertama dan orang dari Belahan Bumi Selatan pertama sejak Paus Gregorius III dari Suriah wafat pada tahun 741.
Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, Fransiskus membawa gebrakan besar selama menjabat sebagai Uskup Roma. Ia menempatkan keadilan sosial, isu lingkungan hidup, dan inklusivitas sebagai inti tugasnya.
Paus Fransiskus resmi memimpin umat Katolik sedunia sejak tahun 2013. Namun kini, setelah kepergiannya, muncul pertanyaanm apa yang akan terjadi setelah seorang Paus wafat? Apakah penggantinya langsung ditunjuk?
Wafatnya Paus Fransiskus menjadi awal dari fase baru dalam sejarah Gereja Katolik.
Perhatian publik kini tertuju pada proses yang akan dilalui Gereja Katolik dalam waktu dekat. Dalam hitungan minggu, para kardinal dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di Vatikan untuk menggelar sebuah prosesi penting bernama konklaf, yakni ritual sakral dalam pemilihan Paus baru.
Konklaf akan digelar secara tertutup di Kapel Sistina, di mana para kardinal akan memberikan suara secara rahasia untuk memilih pemimpin baru yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dari Paus Fransiskus.
Namun sebelum itu, ada sejumlah tahapan penting yang harus dilalui begitu seorang Paus meninggal dunia, seperti dijelaskan dalam unggahan akun X @poin_opini.
1. Konfirmasi Kematian
The Camerlengo (Chamberlain of the Holy Roman Church) akan memanggil nama baptis Paus sebanyak tiga kali. Jika tidak ada respons, barulah dinyatakan wafat secara resmi.
2. Pemusnahan Cincin
Cincin resmi milik Paus dihancurkan di hadapan para kardinal sebagai simbol berakhirnya masa jabatannya.
3. Bagikan Pengumuman Resmi
Kematian Paus diumumkan ke publik melalui berbagai simbol resmi seperti bunyi lonceng dan pengibaran bendera setengah tiang di beberapa tempat penting.
4. Masa Berkabung Selama 9 Hari
Gereja akan menyelenggarakan misa khusus selama sembilan hari berturut-turut. Jenazah Paus akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk memberi kesempatan umat memberikan penghormatan terakhir.
5. Proses Pemakaman
Jenazah Paus biasanya dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus dalam tiga lapis peti: dua dari kayu dan satu dari logam timah.
6. Sede Vacante (Takhta Kosong)
Selama periode ini, seluruh keputusan besar Gereja ditangguhkan. The Camerlengo hanya diperbolehkan menjalankan tugas sehari-hari saja.
7. Persiapan Konklaf
Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Roma. Konklaf biasanya dimulai dalam rentang 15–20 hari setelah wafatnya Paus. Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang diperbolehkan ikut memilih.
8. Konklaf
Pemilihan Paus baru dilakukan secara tertutup dan rahasia di Kapel Sistina. Untuk terpilih, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara dari total pemilih. Setelah itu, sang kardinal terpilih akan memilih nama baru sebagai Paus.
9. Pengumuman Paus Baru
Pengumuman resmi dilakukan oleh kardinal proto-deakon yang menyampaikan kalimat terkenal, "Habemus Papam!" (Kita memiliki Paus!). Paus baru lalu tampil untuk pertama kalinya dan memberi berkat Urbi et Orbi kepada dunia. (*)