Lapas Kelas IIA Samarinda Cari Solusi Atasi Over Kapasitas
Penulis: Akmal Fadhil
4 jam yang lalu | 0 views
Kepala Lapas Kelas IIA Samarinda, Agus Dwirijanto. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Samarinda terus berupaya mengatasi permasalahan over kapasitas yang terjadi di dalam lapas. Kapasitas yang seharusnya menampung 217 warga binaan kini harus menampung hingga 768 orang, hampir tiga kali lipat dari kapasitas ideal.
Kepala Lapas Kelas IIA Samarinda, Agus Dwirijanto, mengungkapkan pihaknya melakukan berbagai langkah strategis untuk menyiasati kondisi ini. Salah satunya dengan menambah jumlah tempat tidur di setiap kamar tahanan.
“Hampir tiga kali lipat sekarang, setiap kamar harus dibuat bertingkat tiga agar bisa menampung semua warga binaan. Jika tidak, mereka akan semakin berdesakan,” ujar Agus saat ditemui pada Senin, 10 Maret 2025.
Agus yang baru satu bulan menjabat sebagai Kalapas Samarinda menjelaskan bahwa awalnya setiap kamar hanya memiliki tempat tidur bertingkat dua. Namun, lonjakan jumlah tahanan membuat pihaknya terpaksa menambah satu tingkat lagi di setiap kamar.
“Kami tidak punya pilihan lain. Dengan kondisi 768 warga binaan seperti ini, kamar yang sebelumnya bertingkat dua harus ditambah menjadi tiga tingkat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Agus yang sebelumnya menjabat sebagai Kalapas Kelas IIA Tenggarong menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kaltim guna mencari solusi terhadap persoalan ini.
“Sebetulnya, hampir semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Kalimantan Timur mengalami over kapasitas. Yang paling parah itu di Lapas Tenggarong,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Agus mengatakan pihaknya akan melakukan mutasi warga binaan ke lapas lain jika jumlah penghuni semakin tidak terkendali.
“Jika kapasitas sudah benar-benar tidak memungkinkan, kami akan memindahkan sebagian warga binaan ke lapas lain. Namun, mutasi ini tetap harus dikoordinasikan dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM,” pungkasnya. (*)