Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Senin, 07 Oktober 2024 | 312 views
Samarinda, Presisi.co - Tokoh Katolik, Roedy Haryo Wijono yang juga seorang budayawan mengkritik Calon Wali Kota Samarinda, Andi Harun atas pembangunan Teras Samarinda. Ia bilang, euforia masyarakat ketika Teras Samarinda dibangun itu menghilangkan memori kolektif tentang Samarinda.
“Kenapa Teras Samarinda? Karena dalam perspektif kebudayaan, Teras Samarinda menghapuskan memori kolektif dari leluhur kita di Kota Samarinda,” kata Roedy
Kritik tersebut, Roedy sampaikan saat acara #NgoPi-Kaltim seri 2 yang diselenggarakan ditempat yang ingin ia kritik pada Jumat, 4 Oktober 2024 sore.
Seharusnya, Teras Samarinda itu dibangun tanpa menghilangkan nilai historis dari sejarah yang ada di Kota Tepian. Namun kenyataanya, desain arsitektur dari bangunan tersebut dibangun dengan nuansa modern.
“Kekayaan kearifan lokal kita itu ada dalam arsitektur vernakular. Tetapi ini bentuknya arsitektur modern semua,” ucqpnya.
Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material lokal, dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat.
Roedy berpendapat, Teras Samarinda seharusnya menjadi sebuah tempat pendidikan kebudayaan agar masyarakat tau historis dari Kota ini.
Karena, secara tidak langsung Sungai Mahakam juga menjadi saksi bisu berdirinya Kota Samarinda sampai dijuluki dengan Kota Tepian.
Maka dari itu, Roedy menantang Andi Harun untuk berdiskusi terkait historis Kota Samarinda pada seri #NgoPi-Kaltim selanjutnya.
Terpisah, Andi Harun menyatakan dirinya akan hadir dalam acara tersebut jika memungkinkan. Menurutnya, Roedy memerlukan informasi lengkap terkait alasan kenapa ia membangun Teras Samarinda.
“Dibalik itu mungkin, tidak utuh dalam membaca sejarah,” kata Andi Harun pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Andi Harun bilang, Teras Samarinda ini dibangun atas asas keberlanjutan dari Wali Kota Samarinda Sebelumnya. Yakni Kadrie Oening yang menjabat pada tahun 1923-1989.
“Karena wali kota Kadrie Oening punya pandangan jauh kedepan, saya membangun Teras Samarinda ini berdasarkan dari amanatnya,” jelasnya.
Andi Harun juga menceritakan, pada saat itu, wilayah yang sekarang menjadi Tetas Samarinda merupakan pemukiman warga.
Dikarenakan warga disana menyerahkan lahannya untuk kepentingan publik, maka dibangunlah sebuah lokasi yang masyarakat dapat menikmati fasilitas tersebut.
“Karena saya baca sejarah itu, wah ini lahan tidak boleh dikuasai oleh orang-orang tertentu. Padahal orang itu sampai rela meninggalkan tempat yang bahkan menjadi tempat lahir mereka,” ungkapnya.
Terlepas dari hal tersebut, Andi Harun menyatakan sebagai pemimpin Kota Samarinda saat teras dibangun, ia menerima dengan lapang dada atas kritik yang diberikan oleh Roedi terhadap kinerjanya.
“Sampaikan salam hormat saya kepada beliau, saya terima kritikan dan masukkannya selaku kepala daerah itu,” tutupnya (*)