Religius hingga Visioner, Sosok Pemimpin Kaltim yang Dinantikan Generasi Muda
Penulis: Rafika
Jumat, 28 Juni 2024 | 534 views
Samarinda, Presisi.co - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak akan berlangsung pada 27 November mendatang. Suara generasi muda menjadi salah satu aspek yang diperebutkan oleh para kandidat dalam kenduri demokrasi lima tahunan tersebut.
Generasi muda yang terdiri dari Milenial dan Gen Z di Benua Etam punya porsi cukup besar, yakni sebesar 61 persen.
Berdasarkan data yang dirilis KPU Kaltim pada tahun 2023, jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Provinsi Kaltim sebanyak 2,7 juta orang.
Jika dirinci dari kategori usia, pemilih milenial dengan usia kisaran 27-42 tahun mendominasi sekitar 37 persen atau sebanyak 1 juta pemilih. Lalu generasi di bawahnya, Gen Z usia 26 tahun ke bawah sebanyak 670 ribu pemilih atau 24 persen.
Generasi muda punya pandangan beragam terhadap sosok pemimpin Kaltim yang ideal di masa depan.
Salah satunya, Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Samarinda, Ahmad Naelul Abrori.
Pemuda yang akrab disapa Abrori itu berpendapat, sosok pemimpin yang dibutuhkan Kaltim harus memiliki karakter demokratis dan partisipatif dalam mengambil kebijakan.
“Serta adaptif untuk membaca perkembangan zaman agar tetap berkesesuaian dengan SDM bangsa Indonesia khususnya Kaltim yang heterogen dan visioner untuk menciptakan kesejahteraan yang on target,” ujar pemda 24 tahun itu, Jumat (28/6/2024).
Abrori menambahkan, sikap religius juga wajib dipegang oleh para kandidat sebagai pedoman dasar dalam menjalankan mandat kepemimpinan.
Ia juga menyoroti sejumlah pekerjaan rumah di Kaltim yang masih menumpuk dan menunggu diselesaikan secara serius oleh pemimpin selanjutnya.
Seperti tingkat kesejahteraan masyarakat hingga ketimpangan antara kebijakan pembangunan daerah dan tata kelola lingkungan yang memunculkan banyak permasalahan hukum.
“Di Kaltim sendiri banyak masyarakat yang masih kudet (baca: kurang update) soal perkembangan informasi sehingga memperparah situasi mereka yang tidak hanya lemah secara ekonomi melainkan secara kualitas informasi,” tutur Abrori.
Di samping itu, ia berharap agar kelompok anak muda Kaltim senantiasa dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan. Dirinya juga meminta agar pemerintah memastikan skill dan potensi anak muda Kaltim dapat tersalurkan dengan tepat melalui pembinaan yang berkelanjutan dan beregenerasi.
“Serta memberikan kesempatan yang sama dan merata di seluruh Kaltim terkait akses pendidikan, kesehatan serta informasi agar anak-anak muda Kaltim dapat berkontribusi memajukan daerahnya di tengah hadirnya IKN,” lanjutnya.
Terakhir, Abrori berpesan agar pemimpin selanjutnya memiliki sikap mempertahankan tradisi budaya lama yang baik, dan mengembangkan budaya baru yang lebih baik.
“Dan juga harus memiliki keyakinan kuat bahwa berani mengatakan yang benar walaupun itu pahit,” tutupnya.
Sementara itu pegulat Kaltim, Muhammad Alfiansyah (33), berharap agar Kaltim dinahkodai oleh pemimpin yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dunia olahraga dan nasib para atlet.
"Khususnya bagaimana agar nantinya atlet yang lulus dari sekolah olahraga dibina masuk universitas. Kadang mereka (atlet) bingung karena nggak semua kampus mendukung olahraga sepenuhnya akhirnya ada yang berhenti kuliah,” ujarnya.