Pastikan Tak Maju Jalur Independen, Isran-Hadi Merapat ke PDI-Perjuangan
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 15 Mei 2024 | 1.489 views
Samarinda, Presisi.co – Duet petahana, Isran Noor dan Hadi Mulyadi memastikan tak mengambil jalur perseorangan atau independen dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024. Keduanya mantap menggunakan perahu partai politik (parpol) dalam Pilkada Serentak, yang diagendakan pada 27 November mendatang.
Pada Rabu, 15 Mei 2024, Hadi Mulyadi menyambangi Kantor Dewan Perwakilan Daerah Partai Demokrasi Perjuangan Perjuangan (PDIP) Kaltim, Jalan Abdul Wahab Syahrani, Samarinda. Agendanya, pengembalian formulir pendaftaran Pilgub Kaltim 2024
Hadi Mulyadi jadi orang ketiga yang mengembalikan berkas. Sebelumnya, ada dua nama yang digadang-gadang maju di Pilgub Kaltim, turut mengembalikan dokumen pendaftaran di Kantor PDIP Kaltim. Yakni Mahyudin, dan Rudy Mas’ud.
“Kalau ada yang membuka pendaftaran, kami daftar. Pusat nanti yang memutuskan mengusung atau tidak. Kami sudah menunjukkan itikad baik untuk mendaftar,” kata Hadi Mulyadi.
Menurut Hadi, upaya mendaftarkan diri ke parpol, merupakan arahan dari pasangannya, Isran Noor. Selain PDIP, gubernur dan wakil gubernur Kaltim periode 2018-2023 itu akan merapat ke sejumlah parpol yang membuka pendaftaran pilgub.
“Kami sengaja melamar ke hampir seluruh partai. Kami sudah daftar ini 7 partai, yakni Gerindra PKB, Demokrat, Nasdem, PAN, PDIP dan PKS,” jelasnya.
Hadi berharap, PDIP bisa mengusung dirinya dan Isran Noor pada pilgub nanti. “Kami tentu sangat berharap rekan-rekan dari PDI perjuangan bisa mengusung kami. Untuk membangun Kaltim lebih baik,” ucap ketua Partai Gelora Kaltim itu.
Menurut Hadi Mulyadi, surat dukungan masyarakat yang menginginkan dirinya dan Isran Noor maju di jalur independen, merupakan strategi politik jelang kontestasi politik lima tahunan itu. Ia mengklaim, banyak masyarakat yang mau melihat Isran Noor dan Hadi Mulyadi kembali menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur Kaltim.
“Pengumpulan surat dukungan bukan untuk mendaftar, melainkan mengukur seberapa besar animo masyarakat menginginkan beliau (Isran Noor) untuk kembali,” pungkasnya.