search

Daerah

DLH KaltimLBMSPengelolaan SawitKawasan Ekosistem Penting

Kepala DLH Kaltim Ingatkan Pentingnya Kolaborasi untuk Mengelola Kawasan Ekosistem LBMS

Penulis: Febri Ari Sandi
Kamis, 18 Januari 2024 | 596 views
Kepala DLH Kaltim Ingatkan Pentingnya Kolaborasi untuk Mengelola Kawasan Ekosistem LBMS
Ekspos Lahan Basah Mesangat Suwi. (Febri Ari Sandi/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur (Kaltim), Encek Achmad Rafiddin Rizal, menyoroti pentingnya kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan masyarakat dalam mengelola Kawasan Ekosistem Lahan Basah Mesangat Suwi (LBMS).

Encek menjelaskan bahwa Mesangat Suwi merupakan kawasan ekosistem lahan basah vital yang berada di luar kawasan konservasi konvensional. Inisiatif untuk menjadikan kawasan ini sebagai Kawasan Ekosistem Penting (KEP) atau Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) berasal dari masyarakat dan Pemerintah Daerah.

"Harapan kami, KEP ini dapat memelihara keanekaragaman hayati dan ekosistem, serta mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan," ujar Encek pada Rabu, 17 Januari 2024.

Ia menekankan bahwa KEP LBMS memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk populasi satwa langka seperti buaya siam, orangutan, bekantan, dan berbagai jenis burung. Kawasan ini juga berperan krusial dalam perlindungan sumber air, menjadi daerah tangkapan air yang mengalir ke Sungai Mahakam, dan memiliki potensi sebagai destinasi wisata alam.

Dinas Lingkungan Hidup Kaltim, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan masyarakat, berkomitmen meningkatkan pengelolaan KEP LBMS. Upaya ini didukung secara teknis dan finansial oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Kami menggandeng berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta. Tujuannya agar KEP LBMS menjadi contoh sukses pengelolaan kawasan ekosistem penting di Indonesia," tutur Encek.

Encek berharap upaya pelestarian KEP LBMS akan menjadi warisan alam berharga bagi generasi mendatang. (*)

Editor: Redaksi